Saiful Ma'ruf

KITAB ADAB-ADAB MAKANAN
Bab 100 Mengucapkan Bismillah Pada Permulaan Makan Dan Alhamdulillah Pada Penghabisannya
Bab 101 Jangan Mencela Makanan Dan Sunnahnya Memuji Makanan
Bab 102 Apa-apa Yang Diucapkan Oleh Orang Yang Mendalangi Makanan Sedang Ia Berpuasa Dan Tidak Hendak Berbuka
Bab 103 Apa Yang Diucapkan Oleh Orang Yang Diundang Untuk Menghadiri Jamuan Makanan Lalu Diikuti Oleh Orang Lain
Bab 104 Makan Dari Apa-apa Yang Ada Di Dekatnya, Menasihati Serta Mengajarkannya Budi Pekerti Pada Seseorang Yang Buruk Ketika Makan
Bab 105 Larangan Mengumpulkan Dua Buah Kurma Atau Lain-lainnya Jikalau Makan Bersama-sama Kecuali Dengan Izin Kawan-kawannya
Bab 106 Apa-apa Yang Diucapkan Dan Dilakukan Oleh Orang Yang Makan Dan Tidak Sampai Kenyang
Bab 107 Perintah Makan Dari Tepi Piring Dan Larangan Makan Dari Tengahnya
Bab 108 Kemakruhan Makan Sambil Bersandar
Bab 109 Sunnahnya Makan Dengan Menggunakan Tiga Jari Dan Sunnahnya Menjilati Jari-jari Serta Kemakruhan Mengusap Jari-jari Sebelum Menjilatinya, Juga Sunnahnya Menjilati Piring Dan Mengambil Suapan Yang Jatuh Daripadanya Terus Memakannya, Juga Bolehnya Mengusap Jari-jari Sesudah Dijilati Pada Tangan, Kaki Dan Lain-lain Sebagainya


Bab 100
Kitab Adab-adab Makanan Mengucapkan Bismillah Pada Permulaan Makan Dan Alhamdulillah Pada Penghabisannya

Keterangan: Setiap manusia hidup pasti memerlukan makan minum. Ini sudah menjadi keharusan, sebab tanpa itu tentu mati. Tetapi makan dan minum itupun wajib menurut aturan nya.jangan asal suka, terus dimasukkan saja, sehingga perut menjadi sesak dan padat, penuh dan tidak ada kelonggarannya samasekali. Dalam Hadits-Hadits di bawah ini Rasulullah s.a.w. memberikan tuntunan kepada kita: 1. Tidak satu wadahpun yang diisi oleh seseorang sampai penuh yang lebih buruk daripada ia mengisi perutnya. Ini adalah sebagai anjuran secara halus bahwa kita kalau makan jangan terlampau penuh dan padat isi perut itu. Oleh sebab itu Nabi s.a.w. pernah bersabda: "Kita - kaum Muslimin - adalah suatu kaum yang tidak akan makan sehingga kita merasa lapar dan apabila kita makan tidak sampai kekenyangan." Kegemaran makan sampai padat adalah sesuatu yang amat dikhawatirkan oleh Rasulullah s.a.w. atas ummatnya, sebagaimana sabdanya:"Yang paling saya takuti di antara hal-hal yang saya takuti atas ummatku ialah besarnya perut, gendut karena banyak makan, terus menerus tidur, kegemaran tidur yang melampaui batas, malas- malasan dan lemahnya keyakinan, tidak mempunyai pendirian yang tegas dan mantap."2. Makan itu secukupnya saja asalkan tulang dapat berdiri untuk dapat digunakan bekerja, yakni tidak sampai kehilangan semangat sebab lapar.3. Isi perut hendaklah dibagi tiga macam, yakni sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas serta letak udara yang perlu dikosongkan, sehingga jiwa menjadi baik dan bersih.Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan sehubungan dengan urusan makan minum ini, yaitu:a. Perut besar itu adalah rumah penyakit, sedang menjaga diri sebelum sakit adalah pokok pangkal pengobatan, karena jikalau telah sakit tentu sukar diobati dan tentu makan waktu untuk kesembuhannya. Oleh sebab itu berlaku sederhanalah dalam makan minum,b. Bukan banyaknya makanan yang menyebabkan kuatnya tubuh, tetapi makan secukupnya itulah yang membuat tubuh menjadi bersemangat dan menyebabkan kecerdikan dan berfikir.c. Jikalau perut sudah terisi banyak makanan, maka sempitlah jadinya untuk isi minuman. Jikalau sudah di is i terlampau banyak dengan minuman, maka sempitlah jadinya untuk diisi udara. Kalau demikian itu, terjadi, maka kelesuan, kemalasan, kelelahan akan menghinggapi orang yang berbuat semacam itu. Hal ini sangat membahayakan kesihatannya, sebab akhirnya akan sering sakit-sakitan tubuhnya dan jiwanya menjadi pemalas dan gemar menganggur, fikirannya tumpul dan hilanglah semangat kerjanya. Akibatnya timbullah berbagai angan-angan yang buruk dalam fikirannya. Menilik hal-hal di atas itu, maka dapatlah kita menilai, betapa tinggi ajaran yang diberikan oleh Rasulullah s.a.w. itu kepada ummatnya. Selanjutnya terserahlah kepada kita sendiri untuk melaksanakan atau mengabaikannya. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita agar kita dapat selalu mengikuti dan mengamalkan ajaran-ajarannya itu. Amin. Apa yang diuraikan dalam nomor tiga di atas adalah sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad s.a.w. kepada seluruh ummatnya dan disabdakan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam-imam Ahmad, Termidzi, Nasa'i serta Ibnu Majah yang oleh Imam Termidzi dikatakan sebagai Hadits hasan. Hadits ini diterima dari sahabat Almiqdam bin Ma'dikariba r.a. Adapun sabda Rasulullah yang dimaksudkan ialah:"Tiada seorang anak Adam (manusia)pun yang memenuhi sesuatu wadah yang lebih buruk daripada perut. Cukuplah anak Adam (manusia) itu makan beberapa suap saja yang dapat mendirikan(menguatkan) tulang belakangnya. Oleh sebab itu, apabila perut itu mesti diisi, cukuplah sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya dan sepertiga lagi untuk pernafasannya (jiwanya)."

725. Dari 'Amr bin Abu Salamah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku:"Ucapkanlah Bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu serta makanlah dari makanan yang ada di dekatmu." (Muttafaq 'alaih)

726. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:"Apabila seseorang dari engkau semua makan, maka hendaklah menyebutkan nama Allah Ta'ala - yakni mengucapkan Bismillah. Jikalau ia terlupa menyebutkan nama Allah Ta'ala pada permulaan makannya itu, maka hendaklah mengucapkan: "Bismillahi awwalahu wa akhirahu," artinya: Dengan nama Allah pada permulaan makan dan pada penghabisannya.Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dari Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan shahih.

727. Dari Jabir r.a., katanya: "Saya mendengar Rasululiah s.a.w. bersabda:"Apabila seseorang itu masuk rumahnya, lalu ia berzikir kepada Allah di waktu masuknya dan ketika makannya, maka syaitan berkata kepada kawan-kawannya: "Engkau semua tidak dapat memperoleh tempat bermalam serta makanan. Tetapi jikalau orang itu masuk lalu tidak berzikir kepada Allah Ta'ala ketika masuknya, maka syaitan berkata:"Engkau semua dapat memperoleh tempat bermalam." Selanjutnya jikalau orang tadi tidak pula berzikir kepada Allah Ta'ala ketika makannya, maka syaitan tadi berkata: "Engkau semua dapat memperoleh tempat bermalam serta makanan." (Riwayat Muslim)

728. Dari Hudzaifah r.a., katanya: "Kita semua itu apabila mendatangi makanan bersama Rasululiah s.a.w., maka kita tidak akan meletakkan tangan-tangan kita lebih dulu sebelum Rasulullah s.a.w. memulainya, lalu beliau meletakkan tangannya. Sesungguhnya kita semua pernah mendatangi makanan pada suatu ketika bersama beliau s.a.w., lalu datanglah seorang jariah - wanita, mungkin seorang hamba sahaya atau seorang merdeka, seolah-olah ia dijorokkan - karena amat cepat jalannya, lalu ia maju untuk meletakkan tangannya pada makanan, kemudian Rasululiah s.a.w. mengambil tangannya - dilarang makan dulu. Seterusnya datang pulalah seorang A'rab - penghuni pedalaman negeri Arab, seolah-olah ia dijorokkan, lalu tangannya diambil pula oleh beliau s.a.w. Setelah itu Rasululiah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya syaitan itu mencari halalnya makanan itu apabila tidak disebutkan nama Allah Ta'ala atasnya - yakni tidak dibacakan Bismillah lebih dulu. Sebenarnya syaitan itu datang dengan membawa jariah ini untuk mencari halalnya makanan ini baginya, tetapi saya telah mengambil - yakni menahan - tangannya. Kemudian datang pulalah syaitan tadi dengan membawa orang A'rab ini untuk mencari halalnya makanan ini baginya, lalu saya ambil pula tangannya. Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya tangan syaitan itu ada di dalam genggaman tanganku int bersama kedua tangan orang yang kupegang ini."Sesudah itu beliau s.a.w. menyebutkan nama Allah Ta'ala - yakni membaca Bismillah - lalu makan." (Riwayat Muslim)

729. Dari Umayyah bin Makhsyi as-Shahabi r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. - pada suatu ketika - duduk di situ ada seorang lelaki yang makan lalu tidak mengucapkan Bismillah, sehingga makanannya tidak tertinggal melainkan sesuap saja. Setelah orang itu mengangkatkan sesuatu yang tertinggal tadi di mulutnya, tiba-tiba ia mengucapkan: Bismillahi awwalahu wa akhirahu." Kemudian Nabi s.a.w. ketawa latu bersabda: "Tidak henti-hentinya syaitan tadi makan bersama orang itu. Tetapi setelah ia ingat untuk mengucapkan nama Allah - yakni setelah membaca Bismillah, maka syaitan tadi memuntahkan seluruh makanan yang telah ada dalam perutnya. (Riwayat Abu Dawud dan nasa'i)

730. Dari Aisyah radhiallahu'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. -pada suatu ketika - hendak makan sesuatu makanan bersama enam orang sahabat-sahabatnya. Lalu datanglah seorang A'rab - penghuni pedalaman negeri Arab, kemudian makan makanan itu dalam dua kali suap saja. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya saja andaikata orang ini suka membaca Bismillah - sebelum makannya tadi - niscaya makanan itu dapat mencukupi engkau semua pula -karena adanya keberkahan dalam makanan itu."Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan shahih.

731. Dari Abu Umamah r.a. bahwasanya nabi s.a.w. apabila mengangkat hidangannya- yakni setelah selesai makan - beliau s.a.w. mengucapkan - yang artinya: "Segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya, makanan yang suci serta diberkahi, tidak diremehkan serta tidak pula dianggap kurang berguna, ya Tuhan kita." (Riwayat Bukhari)

732. Dari Mu'az bin Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:"Barangsiapa yang setelah selesai makan sesuatu makanan lalu mengucapkan - yang artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makanan ini padaku dan memberikan rezeki itu padaku tanpa adanya daya serta kekuatan daripadaku, maka diampunkanlah untuknya apa-apa yang telah terdahulu dari dosanya."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan.


Bab 101
Jangan Mencela Makanan Dan Sunnahnya Memuji Makanan


733. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu tidak pernah mencela samasekali pada sesuatu makanan. Jikalau beliau s.a.w. ingin pada makanan itu beliaupun memakannya dan jikalau tidak menyukainya, maka beliau tinggalkan - tanpa mengucapkan celaan padanya." (Muttafaq 'alaih)

734. Dari Jabir r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. meminta lauk pauk kepada keluarganya, lalu mereka berkata: "Tidak ada yang kita punyai melainkan cuka. Beliau s.a.w. lalu memtntanya dan mulailah beliau makan serta bersabda: "Sebaik-baik iauk pauk ialah cuka, sebaik-baik Iauk pauk ialah cuka." (Riwayat Muslim)


Bab 102
Apa-apa Yang Diucapkan Oleh Orang Yang MendatangiMakanan Sedang Ia Berpuasa Dan Tidak Hendak Berbuka


735. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:"Apabila seseorang di antara engkau semua diundang - untuk menghadiri sesuatu jamuan makan, maka hendaklah mengabulkan undangan itu. Jikalau ia berpuasa, maka hendaklah ia berdoa sesuatu yang baik untuk keluarga yang mengundang itu -dan jikalau ia berbuka - yakni tidak berpuasa, maka hendaklah makan." (Riwayat Muslim)Para alim ulama berkata: "Artinya fal yushalli ialah hendaklah berdoa - agar keluarga seisi rumah orang yang mengundang itu memperoleh pengampunan dan keberkahan. Adapun artinya fal-yath'am ialah hendaklah ia makan."


Bab 103
Apa Yang Diucapkan Oleh Orang Yang Diundang Untuk Menghadhiri Jamuan Makanan Lalu Diikuti Oleh Orang Lain


736. Dari Abu Mas'ud al-Badri r.a., katanya: "Ada seorang lelaki mengundang Nabi s.a.w. untuk menghadiri suatu jamuan makanan yang dibuat untuk beliau, sebagai seorang kelima dari lima orang yang diundang untuk itu. Tiba-tiba orang-orang yang diundang itu - diikuti oleh seseorang - yang tidak ikut diundang. Setelah beliau s.a.w. sampai di pintu, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Orang ini mengtkuti kita semua. Jadi jikalau engkau suka mengizinkan untuk ikut - biarlah ia ikut, tetapi jikalau engkau tidak menyukainya, biarlah ia kembali saja." Orang yang mengundang lalu menjawab: "Bahkan saya mengizinkannya, ya Rasulullah." (Muttafaq 'alaih)


Bab 104
akan Dari Apa-apa Yang Ada Di Dekatnya, Menasihati Serta Mengajarkannya Budi Pekerti Pada Seseorang Yang Buruk Ketika Makan


737. Dari Umar bin Abu Salamah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya - pada ketika itu - adalah seorang anak yang ada di bawah pengawasan Rasulullah s.a.w. tanganku berputar-putar ke sekitar piring - kalau makan. Lalu Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku:"Hai anak, ucapkanlah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari apa- apa yang dekat denganmu." (Muttafaq 'alaih)

738. Dari Salamah bin al-Akwa' r.a. bahwasanya ada seorang lelaki makan di sisi Rasulullah s.a.w. dengan tangan kirinya, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Makanlah dengan tangan kananmu." Orang itu menjawab: "Saya tidak dapat - makan dengan tangan kanan." Beliau lalu bersabda: "Engkau tidak dapat?" Tidak ada yang menyebabkan ia berbuat sedemikian itu kecuali karena kesombongannya. Maka ia tidak dapat mengangkatkan tangan kanannya ke mulut - untuk selama-lamanya sejak saat itu. (Riwayat Muslim)
Bab 105
Larangan Mengumpulkan Dua Buah Kurma Atau Lain- lainnya Jikalau Makan Bersama-sama Kecuali Dengan Izin Kawan- kawannya

739. Dari Jabalah bin Suhaim, katanya: "Kita semua terkena tahun peceklik beserta Ibnuz Zubair. Kemudian kita mendapat rezeki kurma. Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma berjalan melalui kita dan kita sedang makan, lalu ia berkata: "Jangan engkau semua mengumpulkan - yakni makan dua buah atau lebih dengan sekaligus, karena sesungguhnya Nabi s.a.w. melarang mengumpulkan itu." Kemudian ia melanjutkan katanya: "Kecuali kalau yang seorang itu mengizinkan saudaranya." (Muttafaq 'alaih)


Bab 106
Apa-apa Yang Diucapkan Dan Dilakukan Oleh Orang Yang Makan Dan Tidak Sampai Kenyang


740. Dari Wahsyi bin Harb r.a. bahwasanya para sahabat Rasulullah s.a.w. berkata; "Ya Rasulullah, sesungguhnya kita semua ini makan dan tidak kenyang." Beliau s.a.w. bersabda: "Barangkali engkau semua berpisah-pisah - dalam makan itu." Mereka menjawab: "Ya." Beliau s.a.w. bersabda lagi: "Maka dari itu berkumpullah engkau semua kepada makananmu itu dan sebutkanlah nama Allah - yakni bacalah Bismillah, tentu akan diberkahi dalam makanan itu." (Riwayat Abu Dawud)


Bab 107
Perintah Makan Dari Tepi Piring Dan Larangan Makan DariTengahnya

Dalam bab ini termasuk pulalah sabda Rasulullah s.a.w.: "Dan makanlah dari apa-apa yang ada di dekatmu."Muttafaq 'alaih, sebagaimana yang diuraikan di muka.

741. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:"Keberkahan itu turun di tengah makanan, maka makanlah engkau semua dari kedua tepi makanan itu dan janganlah makan dari tengahnya."Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan shahih.

742. Dari Abdullah bin Busr r.a., katanya: "Nabi s.a.w. mempunyai suatu tempat hidangan yang dinamakan Algharra' - artinya indah, dibawa oleh empat orang lelaki. Setelah mereka berada di waktu pertengahan siang serta telah melakukan shalat Dhuha, lalu didatangkanlah hidangan tadi -yakni telah diisikan roti didalamnya. Orang-orang sama berkumpul mengelilinginya. Setelah banyak jumlah mereka, Rasulullah s.a.w. duduk berlutut. Seorang A'rab - penghuni pedalaman negeri Arab - berkata: "Duduk cara apakah Tuan ini?" Rasulullah s.a.w. menjawab: "Sesungguhnya Allah membuat saya sebagai seorang hamba yang mulia dan tidak menjadikan saya seorang yang keras kepala serta berbuat kesalahan - dan berani menentang kebenaran." Selanjutnya Rasulullah s.a.w. bersabda pula: "Makanlah dari sekitar tepi-tepinya saja dan tinggalkanlah puncaknya, tentulah diberikan keberkahan pada makanan itu."Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang baik. Dzirwatuha artinya puncak atau bagian yang teratas sekali. Dibaca dengan kasrahnya dzal - seperti di atas - atau dengan dhammahnya - lalu berbunyi dzurwatuha.


Bab 108
Kemakruhan Makan Sambil Bersandar


743. Dari Abu Juhaifah yaitu Wahab bin Abdullah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Saya tidak akan makan sambil bersandar - muttaki'." (Riwayat Bukhari)Al-Khaththabi berkata: Almuttaki' di sini ialah orang yang duduk sambil bersandar pada kasur yang diletakkan di bawahnya." Katanya: "Orang itu bukannya berkehendak akan duduk di atas kasur atau bantal-bantal seperti kelakuan orang yang menghendaki untuk memperbanyakkan makanan, tetapi ia duduk sambil gelisah duduknya dan tidak tenang, juga makannya itu secukupnya belaka. Inilah yang diucapkan oleh al-Khaththabi. Selain al-Khaththabi mengisyaratkan bahwasanya muttaki' ialah orang yang miring duduknya pada lambungnya yang sebelah. Wallahu a'lam.

744. Dari Anas r.a., katanya: "Saya melihat Rasulullah s.a.w. makan kurma sambil duduk berjongkok." (Riwayat Muslim)Almuq'i atau duduk berjongkok itu ialah merapatkan kedua pantatnya di bumi dan mendirikan kedua betisnya.Sunnahnya Makan Dengan Menggunakan Tiga Jari Dan Sunnahnya Menjilati Jari-jari Serta Kemakruhan Mengusap Jari-jari Sebelum Menjilatinya, Juga Sunnahnya Menjilati Piring Dan Mengambil Suapan Yang Jatuh Daripadanya Terus Memakannya, Juga Bolehnya Mengusap Jari-jari Sesudah Dijilati Pada Tangan, Kaki Dan Lain-lain Sebagainya


Bab 109
Sunnahnya Makan Dengan Menggunakan Tiga Jari Dan Sunnahnya Menjilati Jari-jari Serta Kemakruhan Mengusap Jari-jari Sebelum Menjilatinya, Juga Sunnahnya Menjilati Piring Dan Mengambil Suapan Yang Jatuh Daripadanya Terus Memakannya, Juga Bolehnya Mengusap Jari-jari Sesudah Dijilati Pada Tangan, Kaki Dan Lain-lain Sebagainya


745. Dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma,katanya:"Rasulullah s.a.w. bersabda; "Jikalau seseorang dari engkau semua makan sesuatu makanan, maka janganlah mengusap jari-jarinya sebelum menjilatnya - untuk mendapatkan keberkahan - atau menjilatkannya - kepada orang lain seperti kepada anaknya, muridnya dan lain-lain." (Muttafaq 'alaih)

746. Dari Ka'ab bin Malik r.a., katanya: "Saya melihat Rasulullah s.a.w. makan dengan menggunakan tiga jari. Kemudian setelah beliau selesai lalu menjilatinya." Riwayat Muslim)

747. Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. menyuruh untuk menjilati jari-jari dan piring dan beliau bersabda: "Sesungguhnya engkau semua tidak mengetahui di makanan yang manakah terletaknya keberkahan itu." (Riwayat Muslim)

748. Dari jabir r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w, bersabda: "Jikalau suapan seseorang di antara engkau semua itu jatuh, maka singkirkanlah kotoran-kotoran yang menempel di situ dan kemudian hendaklah memakannya serta janganlah ditinggalkan untuk dimakan oleh syaitan. Jangan pula seseorang itu mengusap tangannya dengan saputangan sehingga ia menjilati jari-jarinya, sebab sesungguhnya ia tidak dapat mengetahui di makanan yang manakah terletaknya keberkahan itu." (Riwayat Muslim)

749. Dari Jabir r.a. pula, bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya syaitan itu mendatangi seseorang dari engkau semua dalam segala hal yang dilakukannya, sampaipun ia datang pula ketika ia makan. Maka jikalau suapan seseorang di antara engkau semua itu jatuh, maka hendaklah diambilnya lalu menyingkirkan kotoran yang menempel padanya dan selanjutnya hendaklah memakannya dan janganlah ditinggalkan untuk dimakan oleh syaitan. Kemudian apabila ia telah selesai, maka hendaklah menjilat jari-jarinya, karena sesungguhnya ia tidak mengetahui di makanan yang manakah terletaknya keberkahan itu." (Riwayat Muslim)

750. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila makan sesuatu makanan, maka beliau menjilati jari-jarinya yang tiga buah - yang digunakan untuk makan yakni ibu jari, telunjuk dan tengah - dan beliau s.a.w. bersabda: "Jikalau suapan seseorang dari engkau semua itu jatuh, maka singkirkanlah kotoran-kotoran yang menempel di situ, selanjutnya hendaklah memakannya dan janganlah ditinggalkan untuk dimakan oleh syaitan." Beliau s.a.w. juga menyuruh kepada kita supaya kita mengusap piring - lalu memakan sekali jikalau ada makanan yang ada di situ -dan beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya engkau semua tidak mengetahui di makanan yang manakah terletaknya keberkahan itu." (Riwayat Muslim)

751. Dari Said bin al-Harits bahwasanya ia bertanya kepada Jabir tentang hal apakah wajib berwudhu' karena makan sesuatu yang terkena oleh api - yakni yang dimasak dengan api - lalu ia menjawab: "Tidak, sungguh-sungguh kita dahulu yaitu di zaman Nabi s.a.w. tidak mendapatkan makanan yang dimasak dengan api itu kecuali sedikit sekali.Jikalau kita menemukan makanan itu, kita tidak mempunyai saputangan-saputangan - untuk mengusap selesai memakannya - melainkan yang ada ialah tapak-tapak tangan kita, lengan-lengan kita serta kaki-kaki kita - maksudnya tapak tangan, lengan dan kaki itulah yang digunakan untuk mengusap jari-jari setelah selesai makan, seterusnya kitapun lalu bersembahyang dan kita tidak berwudhu' lagi." (Riwayat Bukhari)

DAFTAR ISI : 1 - 10 - 20 - 30 - 40 - 50 - 60 - 70 - 80 - 90 - 100 - 110 - 120 - 130 - 140 - 150 - 160 - 170 - 180 - 190 - 200 - 210 - 220 - 230 - 240- 250- 260- 270- 280- 290- 300- 310- 320- 330- 340- 350- 360- 370-