Saiful Ma'ruf

Bab 170 Apa-apa Yang Diucapkan Apabila Seseorang Itu Menaiki Kendaraannya Untuk Bepergian
Bab 171 Takbirnya Seorang Musafir Jikalau Menaiki Tempat Tinggi— Cunung-gunung — Dan Sebagainya Dan Bertasbih Jikalau Turun Ke Jurang Dan Sebagainya Serta Larangan Terlampau Sangat Dalam Mengeraskan Suara Takbir Dan Lain-lain
Bab 172 Sunnahnya Berdoa Dalam Bepergian
Bab 173 Apa Yang Diucapkan Sebagai Doa Apabila Seseorang Itu Takut Kepada Orang^orang Atau Lain-lainnya
Bab 174 Apa Yang Diucapkan Jikalau Seseorang Itu Menempati Suatu Pondokan — Penginapan
Bab 175 Sunnahnya Mempercepatkannya Seorang Musafir Untuk Pulang Ke Tempat Keluarganya, Jikalau Sudah Menyelesaikan Keperluannya
Bab 176 Sunnahnya Datang Di Tempat Keluarganya Di Waktu Siang Dan Makruhnya Datang Di Waktu Malam, Jikalau Tidak Ada Keperluan Penting
Bab 177 Apa Yang Diucapkan Apabila Seseorang Musafir Itu Telah Kembali Dan Apabila Telah Melihat Negerinya
Bab 178 Sunnahnya Orang Yang Baru Datang — Dari Bepergian — Supaya Masuk Masjid Yang Berdekatan Dengan Tempatnya Lalu Bersembahyang Dua Rakaat Di Dalam Masjid Itu
Bab 179 Haramnya Wanita Bepergian Sendirian


Bab 170
Apa-Apa Yang diucapkan apabila seseorang itu menaiki kenderaannya utk berpergian.

Allah Ta'ala berfirman: Allah menjadikan untukmu semua kapal dan binatang ternak itu sebagai kendaraan untukmu, agar supaya engkau semua dapat duduk di atas punggungnya, kemudian ingatlah akan kenikmatan Tuhanmu, ketika engkau semua telah tetap di atasnya dan supaya engkau mengucapkan - yang artinya: "Maha Suci Zat Allah yang telah menundukkan semua ini untuk kita dan kita semua tidak dapat mengendalikannya - kecuali dengan pertolongan Tuhan. Dan se-sungguhnya kita semua akan kembali kepada Tuhan kita." (az-Zukhruf: 12-14)

969. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. apabila berada di atas punggung untanya untuk keluar bepergian, maka beliau s.a.w. itu bertakbir dulu sebanyak tiga kali, kemudian mengucapkan - yang artinya: "Maha Suci Zat Allah yang menundukkan kendaraan ini pada kita dan kita tidak kuasa rnengendalikannya - melainkan dengan pertolongan Allah - dan sesungguhnya kita akan kembali kepada Allah. Ya Allah, sesungguhnya kita memohonkan kepadaMu dalam bepergian kita ini akan kebajikan dan ketaqwaan,juga apa-apa yang Engkau ridhai dari amal perbuatan. Ya Allah, mudahkanlah segala sesuatu untuk kita dalam bepergian kita ini dan lipatlah- dekatkanlah-mana-mana yang jauh. Engkau adalah kawan dalam perjalanan, pengganti - yang mengawas-awasi - dalam keluarga. Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu dari kesukaran perjalanan, ke-sedihan pandangan dan buruknya keadaan ketika kembali, baik mengenai harta, keluarga ataupun anak." Selanjutnya apabila beliau s.a.w. kembali lalu mengucapkan kalimat- kalimat di atas itu pula dan menambahkan dengan ucapan-yang artinya: "Kita telah kembali, kita semua bertaubat - kepada Allah, menyembah kepada Tuhan kita serta mengucapkan puji-pujian padaNya." (Riwayat Muslim)

970. Dari Abdullah bin Sarjis r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila bepergian, beliau s.a.w. mohon perlindungan - kepada Allah daripada kesukaran perjalanan, kesedihan keadaan waktu kembali, adanya kekurangan sesudah berlebihan, juga dari doa orang yang teraniaya, buruknya pandangan dalam keluarga dan harta." (Riwayat Muslim) Demikianlah yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim, yaitu Alhaur ba'dal kaun dengan nun, demikian pula yang diriwayatkan Oleh Imam-imam Termidzi dan Nasa'i. ImamTermidzi mengatakan: . "Ada yang meriwayatkan dengan lafaz alkaur dengan ra' dan keduanya itu mempunyai wajah masing-masing." Para alim ulama berkata: "Maknanya dengan nun dan ra' semuanya ialah kembali dari ketetapan dan kelebihan menjadi kekurangan." Mereka mengatakan: "Riwayat ra' - kaur - itu diambil dari kata mentakwirkan sorban artinya ialah melipat dan mengumpulkannya, sedang riwayat nun ialah dari kata kaun, sebagai mashdarnyakana yakunu kaunan, jikalau didapatkan dan menetap."

971. Dari Ali bin Rabi'ah, katanya: "Saya menyaksikan Ali bin Abu Thalib r.a. diberi seekor kendaraan untuk dinaiki olehnya. Ketika ia meletakkan kakinya pada sanggurdi, ia berkata - yang artinya: "Dengan nama Allah - Bismillah." Setelah berada di punggungnya,lalu mengucapkan -yang artinya: "Segenap puji bagi Allah yang menundukkan kendaraan ini untuk kita dan kita tidak kuasa mengendalikannya - tanpa pertolongan Allah. Sesungguhnya kita akan kembali kepadaNya." Selanjutnya ia mengucapkan - yang a r t in y a : "Segen ap pu ji bagi Allah - Alhamdulillah," ti ga kali. Seterusnya mengucapkan - yang artinya: "Allah adalah Maha Besar -Allahu Akbar," tiga kali. Kemudian mengucapkan pula - yang artinya: "Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya menganiaya diri saya sendiri, maka berikanlah pengampunan kepada saya, sesungguhnya saja tidak ada yang dapat memberikan pengampunan melainkan Engkau." Setelah mengucapkan semua itu lalu Ali r.a. ketawa. Kepadanya ditanyakan: "Ya Amirul mu'minin, mengapa anda ketawa?" la menjawab: "Saya pernah melihat Nabi s.a.w. mengerjakan sebagai-mana yang saya kerjakan itu, lalu beliau s.a.w. ketawa. Saya bertanya: "Ya Rasulullah, karena apakah Tuan ketawa?" Beliau s.a.w. menjawab: "Sesungguhnya Tuhanmu yang Maha Suci itu merasa heran t er h ad a p hambaNya apabila ia mengucapkan: "Ampunkanlah untukku dosa- dosaku," ia mengetahui bahwasanya memang tidak ada yang kuasa mengampuni dosa selain daripadaKu." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud serta Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan, sedang dalam sebagian naskah dianggap hasan shahih. Hadits seperti di atas adalah lafaznya Imam Abu Dawud.


Bab 171
Takbirnya Seorang Musafir jikalau Menaiki Tempat Tinggi — Gunung-gunung — Dan Sebagainya Dan Bertasbih jikalau Turun Ke jurang Dan Sebagainya Serta Larangan Terlampau Sangat Dalam Mengeraskan Suara Takbir Dan Lain-lain


972. Dari Jabir r.a., katanya: "Kita semua - di waktu bepergian -apabila naik kita bertakbir dan apabila turun kita bertasbih." (Riwayat Bukhari)

973. Dari Ibnu Umar radhiallahu'anhuma, katanya: "Nabi s.a.w. dan seluruh tentaranya itu apabila mendaki ke gunung-gunung, mereka semuanya bertakbir dan apabila turun mereka bertasbih." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

974. Dari Ibnu Umar r.a. pula, katanya: "Nabi s.a.w. itu apabila kembali dari haji atau umrah, setiap kali beliau naik di atas gunung atau tanah tinggi yang keras, beliau tentu bertakbir sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengucapkan yang artinya: "Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya,juga bagiNyalah segenap kerajaan dan puji-pujian. Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kita semua kembali, kita semua bertaubat - kepada Allah, menyembah, bersujud kepadaTuhan kita serta mengucapkan puji-pujian. Allah menepati janjiNya, menolong hambaNya dan mengalahkan pasukan- pasukan musuh dengan seorang diri saja." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: "jikalau beliau s.a.w. kembali dari memimpin pasukan atau tentara - dalam peperangan - atau dari haji atau umrah."

975. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, saya hendak bepergian, maka berikanlah wasiat pada saya!" Beliau s.a.w. bersabda: "Hendaklah engkau tetap bertaqwa kepada Allah serta bertakbir pada setiap berada di tempat yang tinggi." Setelah orang itu menyingkir, beliau s.a.w. lalu mengucapkan doa - yang artinya: "Ya Allah, lipatlah - yakni dekatkanlah - yang jauh untuknya dan permudahkanlah untuknya dalam perjalanannya itu." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwaini adalah Hadits hasan.

976. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., katanya: "Kita semua bersama Nabi s.a.w. dalam bepergian, lalu apabila kita semua naik di atas suatu jurang, kita semua bertahlil serta bertakbir dan amat keraslah suara-suara kita itu. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda: "Hai sekalian manusia, kasihanilah pada dirimu sendiri - yakni jikalau bersuara tidak perlu keras-keras, sebab sesungguhnya engkau semua itu bukannya berdoa kepada Tuhan yang bersifat tuli ataupun yang tidak ada Zatnya, sesungguhnya Tuhan itu adalah beserta engkau semua dan Dia Maha Mendengar lagi Dekat." (Muttafaq’alaih)


Bab 172
Sunnahnya Berdoa Dalam Bepergian


977. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. ber-sabda: "Ada tiga macam doa yang mustajabah - yakni akan dikabulkan oleh Allah Ta'ala, yang tiada disangsikan lagi akan terkabulnya, yaitu: doanya orang yang teraniaya, doanya orang yang dalam bepergian dan doanya orang tua terhadap anaknya."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan. Tetapi dalam riwayat Imam Abu Dawud tidak terdapat kata-kata: 'ala waladihi yakni atas anaknya.


Bab 173
Apa Yang Diucapkan Sebagai Doa apabila Seseorang Itu Takut Kepada Orang-orang Atau Lain-lainnya


978. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu apabila takut kepada sesuatu kaum - yakni golongan, maka beliau s.a.w. mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah, sesungguhnya kita menjadikan Engkau - yakni menjadikan perlindungan dan pen-jagaanMu - dalam leher-leher mereka – sehingga mereka tidak kuasa memperdayakan kita - dan kita mohon perlindungan kepadaMu dari kejahatan-kejahatan mereka." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Nasa'i dengan isnad shahih.


Bab 174
Apa Yang Diucapkan Jikalau Seseorang Itu Menempati Suatu Pondokan — Penginapan


979. Dari Khaulah binti Hakim radhiallahu 'anha, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang turun - berdiam - di suatu tempat pemondokan lalu mengucapkan - yang artinya: "Saya mohon perlindungan dengan kalimat- kalimat Allah yang sempurna dari kejahatannya apa saja yang diciptakan olehNya," maka orang itu tidak akan terkena bahaya sesuatu apapun, sehingga ia pergi dari tempat pemondokannya yang sedemikian itu." (Riwayat Muslim)

980. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila pergi lalu datang waktu malam, beliau s.a.w. mengucapkan -yang artinya: "Hai bumi.Tuhanku dan Tuhanmu itu adalah Allah, saya mohon perlindungan kepada Allah dari kejaha-tanmu dan kejahatannya apa saja yang ada di dalam dirimu, juga kejahatannya apa saja yang diciptakan dalam tubuhmu, bahkan kejahatannya segala sesuatu merayap di atasmu. Saya juga mohon perlindungan denganMu - ya Allah - dari kejahatannya singa dan manusia, ular dan kala serta dari penduduk negeri ini - yang dimaksudkan ialah jin - serta dari yang melahirkan - maksudnya iblis yang melahirkan semua syaitan - dan pula dari apa yang diperanak-kan olehnya - yakni syaitan-syaitan anak iblis. (Riwayat Abu Dawud) AI-Aswad artinya orang. At-Khathabi berkata: wa sakinul balad yaitu jin yang mendiami bumi ini. la berkata: "Albalad - yakni negeri-dari bumi ialah yang digunakan sebagai tempat tinggalnya binatang dan sekalipun di situ tidak ada bangunan atau rumah-rumah." la berkata lagi: "Dapat diperkirakan bahwa maksudnya Alwalid - yang melahirkan - ialah iblis, sedang mawalad - apa-apa yang dilahirkan olehnya" ialah syaitan-syaitan.


Bab 175
Sunnahnya Mempercepatkannya Seorang Musafir Untuk Pulang Ke Tempat Keluarganya, jikalau Sudan Menyelesaikan Keperluannya


981. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bepergian itu sepotong - yakni sebagian - dari siksa. Seseorang akan terhalang untuk makannya, minumnya serta tidurnya - sebab tidak dapat tertib seperti di rumah. Maka dari itu, apabila seseorang di antara engkau semua telah menyelesaikan maksud tujuannya, hendaklah segera kembali ke tempat keluarganya." (Muttafaq 'alaih)


Bab 176
Sunnahnya Datang Di Tempat Keluarganya Di Waktu Siang Dan Makruhnya Datang Di Waktu Malam, Jikalau Tidak Ada Keperluan Penting


982. Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau seseorang di antara engkau semua itu telah lama tidak ada-yakni lama dalam bepergian, makajanganlah datang di tempat keluarganya di waktu malam."Dalam riwayat lain disebutkan: "Bahwasanya Rasulullah s.a.w.itu melarang kalau seseorang lelaki itu datang di tempat keluarganya- dari bepergian - di waktu malam." (Muttafaq 'alaih)

983. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu tidak pernah datang di tempat keluarganya di waktu malam. Beliau s.a.w. datang di tempat mereka di waktu pagi atau petang." (Muttafaq 'alaih) Aththuruq ialah datang di waktu malam.


Bab 177
Apa Yang Diucapkan Apabila Seseorang Musafir Itu Telah Kembali Dan Apabila Telah Melihat Negerinya

Dalam bab ini termasuklah Hadits Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma yang terdahulu mengenai bab takbirnya seorang musafir jikalau menaiki gunung-gunung atau tempat-tempat yang tinggi.

984. Dari Anas r.a., katanya: "Kita datang - dari perjalanan - bersama Nabi s.a.w.,sehingga di waktu kita sudah berada di luar kota Madinah, lalu beliau s.a.w. mengucapkan - yang artinya: "Kita semua telah kembali, kita semua bertaubat - kepada Allah, me- nyembah serta mengucapkan puji-pujian kepada Tuhan kita." Beliau s.a.w. tidak henti-hentinya mengucapkan sedemikian itu, sehingga kita datang di Madinah."(Riwayat Muslim)


Bab 178
Sunnahnya Orang Yang Baru Datang — Dan Bepergian — Supaya Masuk Masjid Yang Berdekatan Dengan Tempatnya Lalu Bersembahyang Dua Rakaat Di Dalam Masjid Itu


985. Dari Ka'ab bin Malik r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu apabila datang dari bepergian lalu memulai dengan memasuki masjid, kemudian bersembahyang dua rakaat di dalamnya." (Muttafaq 'alaih)


Bab 179
Haramnya Wanita Bepergian Sendirian


986. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak halal-yakni haram-bagi seseorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari penghabisan, kalau ia bepergian sejauh jarak sehari semalam, melainkan wajib disertai orang yang menjadi mahramnya." (Muttafaq 'alaih)

987. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya ia men-dengar Nabi s.a.w. bersabda: "Janganlah seseorang lelaki itu menyendiri dengan seseorang wanita, melainkan wanita itu wajiblah disertai oleh orang yang menjadi mahramnya, juga janganlah seseorang wanita itu pergi, melainkan ia wajiblah disertai orang yang menjadi mahramnya." Ada seorang lelaki berkata: "Sesungguhnya isteri saya hendak keluar untuk beribadat haji, sedang saya telah dicatat diriku untuk mengikuti peperangan ini dan ini?" Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Pergilah berhaji dengan isterimu." (Muttafaq 'alaih)

DAFTAR ISI : 1 - 10 - 20 - 30 - 40 - 50 - 60 - 70 - 80 - 90 - 100 - 110 - 120 - 130 - 140 - 150 - 160 - 170 - 180 - 190 - 200 - 210 - 220 - 230 - 240- 250- 260- 270- 280- 290- 300- 310- 320- 330- 340- 350- 360- 370-