Saiful Ma'ruf

Bab 140 Meminta Izin Dan Adab-adab kesopananNya
Bab 141 Menerangkan Bahwa Sunnah Hukumnya Apabila Kepada Orang Yang Meminta Izin Ditanyakan: "Siapakah Engkau? Supaya Mengucapkan "Fulan" Dengan Menyebut Nama Dirinya Yang Mudah Dimaklumi, Baik Nama Sendiri Atau Nama Kun-yahnya Dan Kemakruhannya Mengucapkan: "Saya" Dan Yang Seumpamanya
Bab 142 Sunnahnya Mentasymitkan — Mendoakan Agar Dikaruniai Kerahmatan Oleh Allah Dengan Mengucapkan: Yarhamukallah — Kepada Orang Yang Bersin, Jikalau la Memuji Kepada Allah Ta'ala — Yakni Membaca Alhamdulillah — Dan Makruh Mentasymitkannya Jikalau la Tidak Memuji Kepada Allah Ta'ala, Begitu Pula Uraian Tentang Adab-adab Kesopanan Bertasymit, Bersin Dan Menguap
Bab 143 Sunnahnya Berjabatan Tangan Ketika Bertemu Dan Menunjukkan Muka Yang Manis, Juga Mencium Tangan Orang Shalih Dan Mencium Anaknya, Serta Merangkul Orang Yang Baru Datang Dari Bepergian Dan Makruhnya Membungkukkan Badan — Dalam Memberi Penghormatan
KITAB PERIHAL MENINJAU ORANG SAKIT, MENGHANTARKAN JANAZAH, MENYEMBAHYANGINYA, MENGHADHIRI PEMAKAMANNYA, BERDIAM SEMENTARA DI SISI KUBURNYA SESUDAH DITANAMKAN
Bab 144 Meninjau Orang Sakit

Bab 145 Ucapan Yang Dapat Digunakan Untuk Mendoakan Orang Sakit
Bab 146 Sunnahnya Menanyakan Kepada Keluarga Orang Yang Sakit Tentang Keadaan Si Sakit Itu
Bab 147 Apa Yang Diucapkan Oleh Orang Yang Sudan Putus Harapan Dari Hidupnya — Karena Sakitnya Sudah Dirasa Sangat Sekali Dan Tidak Akan Sembuh Lagi
Bab 148 Sunnahnya Wasiat Kepada Keluarga Orang Yang Sakit Dan Orang Yang Melayani Orang Sakit Itu Supaya Berbuat Baik Padanya, Menahan Dan Sabar Pada Apa Yang Menyukarkan Perkaranya, ]uga Wasiat Untuk Kepentingan Orang Yang Sudah Dekat Sebab Kematiannya Dengan Adanya Had Atau Qishash Dan Lain-lain Sebagainya
Bab 149 Bolehnya Seseorang Yang Sakit Merigatakan: "Saya Sakit" Atau "Sangat Sakit" Atau "Panas" Atau "Aduh Kepalaku" Dan Lain Sebagainya Dan Uraian Bahwasanya Tidak Ada Kemakruhan Mengatakan Sedemikian Tadi, Asalkan Tidak Karena Timbulnya Kemarahan Dan Menunjukkan Kegelisahan — Sebab Sakitnya Tadi


Bab 140
Meminta Izin Dan Adab-adab Kesopanannya

Allah Ta'ala berfirman: "Hai sekaiian orang-orang yang beriman, janganlah engkau semua memasuki rumah yang bukan rumahmu sendiri, sehingga engkau semua meminta izin dan mengucapkan salam kepada ahli rumah itu - yakni orang-orang yang ada di dalamnya."(an-Nur: 27). Allah Ta'ala juga berfirman: Jikalau anak-anakmu itu telah sampai ke umur dewasa, maka hendaklah mereka meminta izin -jikalau hendak masuk ke tempat-mu-sebagaimana meminta izinnya orang-orang yang dahulu tadi -yakni sebagaimana orang-orang dewasa yang Iain-Iain." (an-Nur: 59)

867. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Meminta izin itu sebanyak tiga kali saja. Maka jikalau diizinkan untukmu - maka masuklah - dan jikalau tidak - yakni meminta izin sampai tiga kali tetapi tidak ada jawaban, maka kembalilah." (Muttafaq 'alaih)

868. Dari Sahl bin Sa'ad r.a katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bahwasanya meminta izin itu diadakan peraturannya karena adanya penglihatan." Maksudnya bahwa melihat keadaan seseorang dari celah-celah pintu atau dinding dan sebagainya itu dilarang. Oleh karena itu hendaklah meminta izin saja, jikalau hendak masuk rumah seseorang yaitu dengan rnengetuk pintu, menekan bel dan Iain-Iain. (Muttafaq 'alaih)

869. Dari Rib'i bin Hirasy, katanya: "Kami diberitahu oleh seorang lelaki dari kabilah Bani 'Amir bahwasanya ia meminta izin kepada Nabi s.a.w. dan beliau itu sedang ada dalam rumah. Kemudian orang itu berkata: "Adakah saya boleh masuk?" Rasulullah s.a.w. lalu bersabda kepada pelayannya: "Keluarlah menemui orang ini dan ajarkanlah cara meminta izin padanya. Katakanlah padanya supaya ia mengucapkan: "Assalamu 'alaikum, adakah saya boleh masuk?" Orang itu mendengar keterangan beliau s.a.w. lalu mengucapkan: Assamu 'alaikum, adakah saya boleh masuk." Nabi s.a.w. lalu memberikan izin kepada orang tadi dan iapun masuklah." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan isnad shahih.

870. Dari Kildah bin al-Hanbal r.a., katanya: "Saya mendatangi Nabi s.a.w. lalu saya masuk padanya dan saya tidak mengucapkan salam, lalu Nabi s.a.w. bersabda: "Kembalilah dan ucapkanlah: Assalamu 'alaikum. Apakah saya boleh masuk?" Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan.


Bab 141
Menerangkan Bahwa Sunnah Hukumnya Apabila Kepada Orang Yang Meminta Izin Ditanyakan: "Siapakah Engkau? Supaya Mengucapkan "Fulan" Dengan Menyebut Nama Dirinya Yang Mudah Dimaklumi, Baik Nama Sendiri Atau Nama Kunyahnya Dan Kemakruhannya Mengucapkan: "Saya" Dan Yang Seumpamanya


871. Dari Anas r.a. dalam Haditsnya yang masyhur mengenai ceritera isra', katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Kemudian Jibril naik dengan saya ke langit dunia, lalu ia meminta supaya dibukakan pintu. la lalu ditanya: "Siapakah ini?" la menjawab: "'Jibril." Ditanya: "Siapakah yang beserta anda?" la menjawab: "Muhammad." Selanjutnya ia naik lagi ke langit yang kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. la ditanya pada tiap-tiap pintu langit: "Siapakah ini?" la menjawab: "Jibril." (Muttafaq 'alaih)

872. Dari Abu Zar r.a., katanya: "Saya keluar pada suatu malam dari beberapa malam, tiba-tiba tampak Rasulullah s.a.w. sedang berjalan sendirian. Saya terus berjalan di bawah bayangan bulan, lalu beliau s.a.w. menoleh lalu bertanya: "Siapakah ini?" Saya menjawab: "Abu Zar." (Muttafaq 'alaih)

873. Dari Ummu Hani' radhiallahu 'anha, katanya: "Saya men-datangi Nabi s.a.w. dan beliau s.a.w. sedang mandi dan Fathimah menutupinya, lalu beliau bertanya: "Siapakah ini?" Saya menjawab: Ummu Hani'. (Muttafaq 'alaih)

874. Dari Jabir r.a., katanya: "Saya mendatangi Nabi s.a.w. lalu saya mengetuk pintu, kemudian beliau s.a.w. bertanya: "Siapakah ini?" Lalu saya menjawab: "Saya." Kemudian beliau mengucapkan: "Saya, saya," seolah-olah beliau membenci jawapan yang sedemikian itu." (Muttafaq 'alaih)


Bab 142
Sunnahnya Mentasymitkan -Mendoakan Agar Dikaruniai Kerahmatan Oleh Allah Dengan Mengucapkan: Yarhamukallah- Kepada Orang Yang Bersin, Jikalau la Memuji Kepada Allah Ta'ala -Yakni Membaca Alhamdulillah- Dan Makruh Mentasymitkannya Jikalau la Tidak Memuji Kepada Allah Ta'ala, Begitu Pula Uraian Tentang Adab-adab Kesopanan Bertasymit, Bersin Dan Menguap


875. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah itu mencintai bersin dan benci kepada menguap. Maka apabila seseorang di antara engkau semua bersin dan ia memuji kepada Allah Ta'ala - yakni mengucapkan Alhamdulillah - maka menjadi hak atas setiap orang Muslim yang mendengarnya supaya ia mengucapkan padanya: Yarhamukallah, yakni: "Semoga engkau diberi kerahmatan oleh Allah. Adapun menguap, maka bahwasanya menguap itu dari syaitan*. Maka apabila seseorang di antara engkau semua menguap, hendaklah menolaknya sekuat mungkin, sebab sesungguhnya seseorang di antara engkau semua itu apabila menguap maka ketawalah syaitan daripadanya itu." (Riwayat Bukhari)

876. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Apabila seseorang di antara engkau semua itu bersin, maka hendaklah mengucapkan: "Alhamdulillah"dan hendaklah saudaranya atau kawannya yang mendengarkan itu laiu mengucapkan:Yarhamukallah Selanjutnya apabila saudara atau kawannya tadi sudah mengucapkan: Yarhamukallah, maka hendaklah orang yang bersin tadi mengucapkan: Yahdikumullah wayush-lihu balakum, artinya: Semoga Allah memberikan petunjuk pada anda dan pula membaguskan hati anda. (Riwayat Bukhari) Menguap itu sudah dimaklumi. Bahasa Arabnya Tatsaub dan ismnya Tsaufaa'. la dianggap berasal dari syaitan, sebagai tanda kebencian kita padanya, karena menguap itu hanya terjadi dengan sebab adanya tubuh yang berat, perut yang berisi penuh dan condong sekali pada kemalasan. Ingin tidur dan Iain-Iain yang tidak baik. Menguap dikatakan berasal dari syaitan sebab syaitan itu memang kerjanya selalu mengajak kepada hawa nafsu supaya terus-menerus mengikuti kesyahwatan-kesyahwatan belaka. Jadi maksudnya itu yang terutama ialah menakut-nakuti kita dari sesuatu yang dapat mengakibatkan menguap tadi seperti terlampau kenyang sehingga berat melakukan ibadat dan ketaatan. Intaha. Diringkaskan dari Nibayah.

877. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila seseorang di antara engkau semua itu bersin lalu ia mengucapkan: Alhamdulillah, maka tasymitkanlah ia - yakni doakan ia supaya memperoleh kerahmatan Allah dengan mengucapkan: Yarhamukatlah. Tetapi jikalau ia tidak mengucapkan: Alhamdulillah, maka janganlah engkau semua mentasymitkannya." (Riwayat Muslim)

878. Dari Anas r.a., katanya: "Ada dua orang yang sedang berada disisi Nabi s.a.w., lalu beliau s.a.w. mentasymitkan pada yang seorang di antara keduanya itu - waktu ia bersin, tetapi tidak mentasymitkan kepada yang lainnya. Lalu berkatalah orang yang tidak ditasymitkan oleh beliau itu: "Si Fulan ini bersin lalu anda mentasymitkan ia, sedang sayapun bersin, tetapi anda tidak mentasymitkan saya. Apakah sebabnya?" Beliau s.a.w. menjawab: "Orang ini setelah bersin mengucapkan Alhamdulillah, sedang engkau tidak mengucapkan Alhamdulillah." (Muttafaq 'alaih)

879. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila bersin, lalu meletakkan tangannya atau bajunya pada mulutnya dan memperlahankan - atau tidak memperdengarkan - suaranya karena bersinnya rtu." Orang yang meriwayatkan Hadits ini ragu-ragu - apakah dengan kata-kata khafadha atau ghadhdha, tetapi artinya sama yaitu memperlahankan atau tidak memperdengarkan yakni menutupi suaranya. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan shahih.

880. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Orang-orang Yahudi sama-sama bersin di sisi Rasulullah s.a.w. dan mereka mengharapkan hendaknya beliau s.a.w. mengucapkan: Yarhamukumullah, tetapi beliau s.a.w. mengucapkan: Yahdikumullah wayushlihu balakum. Jadi bukan didoakan supaya dirahmati oleh Allah, tetapi didoakan semoga diberi petunjuk dulu oleh Allah dan diperbaguskan hatinya, sehingga suka menganut agama Islam, sebab pada waktu itu mereka belum memeluk agama Islam, sekalipun mengetahui kebenarannya Muhammad s.a.w. sebagai utusan Tuhan. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan shahih.

881. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:"Jikalau seseorang di antara engkau semua itu menguap, maka hendaklah ia memegangkan tangannya pada mulutnya, sebab sesungguhnya syaitan itu akan masuk di dalamnya - jikalau mulut t i d a k ditutup." (Riwayat Muslim)


Bab 143
Sunnahnya Berjabatan Tangan Ketika Bertemu Dan Menunjukkan Muka Yang Manis, juga Mencium Tangan Orang Shalih Dan Mencium Anaknya, Serta Merangkul Orang Yang Baru Datang Dan Bepergian Dan Makruhnya Membungkukkan Badan -Dalam Memberi Penghormatan-.


882. Dari Abul Khaththab yaitu Qatadah, katanya:"Saya berkata kepada Anas r.a.: "Adakah cara saling berjabatan tangan itu di kalangan para sahabatnya Rasulullah s.a.w. itu?" Anas menjawab: "Ya, ada."(Riwayat Bukhari)

883. Dari Anas r.a., katanya; "Ketika ahli Yaman datang, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda:"Orang-orang Yaman sudah datang padamu semua dan mereka itulah pertama-tama orang yang datang dengan melakukan berjabatan tangan."Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

884. Dari al-Bara' r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada dua orang Muslimpun yang bertemu lalu keduanyaberjabatan tangan, melainkan keduanya itu diampuni dosanya olehAllah sebelum keduanya itu berpisah." (Riwayat Abu Dawud)

885. Dari Anas r.a., katanya: "Ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, ada seseorang di antara kita bertemu dengan saudaranya atau sahabatnya, apakah ia boleh membongkokkan badan untuk menghormatinya itu." Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak boleh." Orang itu bertanya lagi: "Apakah boleh ia merangkulnya dan mencium tubuhnya?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak boleh, kalau baru datang dari bepergian dan lama tidak bertemu, maka kecuali boleh merangkul itu, seperti datang dari ibadat haji dan Iain-lain." Orang itu berkata lagi:"Apakah boleh ia mengambil tangan saudara atau sahabatnya itu laiu berjabatan tangan dengannya?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ya, boleh." Diriwayatkan oleh ImamTermidzidania mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan.

886. Dari Shafwan bin 'Assal r.a., katanya: "Ada seorang Yahudi berkata kepada sahabatnya: "Marilah bersama kami pergi ketempat Nabi ini," yang dimaksudkan ialah Nabi Muhammad s.a.w. Kedua-nya mendatangi Rasulullah s.a.w. lalu menanyakan perihal sembilan ayat-ayat yang terang." Shafwan seterusnya menguraikan Hadits ini sampai ucapannya: "Lalu orang-orang - yakni dua orang Yahudi serta para hadhirin yangada di situ - sama mencium tangan dan kaki beliau s.a.w. dan keduanya berkata: "Kita semua menyaksikan bahwa anda adalah seorang Nabi."Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan lain-lainnya dengan isnad-isnad shahih.

887. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, ia menyebutkan sesuatu ceritera yang di dalamnya ia mengatakan: "Lalu kita semua mendekat kepada Nabi s.a.w. kemudian kita mencium tangan beliau itu." (Riwayat Abu Dawud)

888. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Zaid bin Haritsah datang di Madinah dan beliau s.a.w. sedang ada dalam rumahku. Zaid mendatanginya lalu mengetuk pintu, kemudian Nabi s.a.w. berdiri untuk menyambutnya - karena Zaid baru datang dari bepergian - lalu beliau s.a.w. menarik bajunya terus merangkul serta menciumnya."Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan.

889. Dari Abu Zar r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau menghinakan samasekali sesuatu dari perbuatan baik sekalipun jikalau engkau sewaktu bertemu dengan saudaramu itu lalu menunjukkan muka yang manis berseri-seri." (Riwayat Muslim)

890. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Nabi s.a.w. mencium Hasan bin Ali, lalu al-Aqra' bin Habis berkata: "Sesungguhnya saya ini mempunyai sepuluh orang anak, tetapi saya tidak pernah mencium seseorangpun dari mereka itu." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Barangsiapa yang tidak berbelas kasihan, maka ia tidak dibelas kasihani oleh Allah." (Muttafaq 'alaih)


Bab 144
Kitab Perihal Meninjau Orang Sakit, Menghantarkan janazah, Menyembah-yanginya, Menghadhiri Pemakamannya, Berdiam Sementara Di Sisi Kuburnya Sesudah Ditanamkan Meninjau Orang Sakit


891. Dari al-Bara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. memerintahkan kepada kita supaya meninjau orang sakit, mengikuti janazah - yang akan dibawa ke kubur, mentasymitkan orang bersin - yakni mendoakan supaya ia mem-peroleh kerahmatan Allah dengan mengucapkan: Yarhamukallah, kalau orang yang bersin itu mengucapkan: Alhamdulillah, melaksanakan sumpah, menolong orang yang dianiaya, mengabulkan undangan orang yang mengundang dan meratakan salam." (Muttafaq 'alaih)

892. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. ber-sabda: "Hak seorang Muslim atas Muslim lainnya itu ada lima perkara yaitu menjawab salam, meninjau orang sakit, mengikuti janazah-janazah - yang akan dimakamkan, mengabulkan undangan dan mentasymitkan orang yang bersin." (Muttafaq 'alaih)

893. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah 'Azzawajalla itu akan berfirman nanti pada hari kiamat:

"Hai anak Adam - yakni manusia, Aku sakit, tetapi engkau tidak suka meninjauKu." Manusia berkata: "Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat meninjauMu, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam ini?" Allah berfirman: "Adakah engkau tidak mengetahui bahwa seorang hambaKu, si Fulan itu sakit, tetapi engkau tidak suka meninjaunya. Tidakkah engkau mengetahui, bahwasanya apabila engkau meninjaunya, tentulah engkau akan mendapatkan Aku di sisinya? Hai anak Adam, Aku meminta makanan padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan makanan itu padaKu. Manusia berkata: "Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat memberikan makanan padaMu.sedang Engkau adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam ini?" Allah berfirman: "Tidakkah engkau mengetahui bahwa seorang hambaKu, si Fulan itu meminta makanan padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan makanan itu padanya. Adakah engkau tidak mengetahui, bahwasanya apabita engkau memberikan makanan padanya, tentuiah engkau akan mendapatkan yang sede- mikian itu di sisiKu. Hai anak Adam, Aku meminta minuman padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan minuman itu padaKu." Manusia berkata: "Ya Tuhanku, bagaimanakah saya dapat memberikan minuman padaMu, sedangkan Engkau adalah Tuhan yang menguasai seluruh alam ini?" Allah berfirman: "Ada seorang hambaKu, si Fulan itu meminta minuman padamu, tetapi engkau tidak suka memberikan minuman itu padanya. Andaikata saja engkau suka memberikan minuman padanya, tentuiah engkau akan mendapatkan yang sedemikian itu di sisiKu." (Riwayat Muslim)

894. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tinjaulah orang sakit, berikanlah makanan pada orang yang lapar dan merdekakanlah tawanan." (Riwayat Bukhari) At'aanii ialah orang yang tertawan.

895. Dari Tsauban r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya orang Islam itu apabila meninjau saudaranya sesama Muslimnya - yang sakit, maka tidak henti-hentinya ia berada di dalam tempat penuaian syurga sehingga ia kembali." Beliau s.a.w. ditanya: "Ya Rasulullah, apakah khurfah atau penuaian syurga itu," Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu tempat di syurga yang - buah-huahannya - tinggal dipetik saja." (Riwayat Muslim)

896. Dari Ali r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang Muslimpun yang meninjau saudaranya Muslim -yang sakit - di waktu pagi, melainkan ada tujuhpuluh ribu malaikat yang mendoakan padanya supaya memperoleh kerahmatan Tuhan sampai orang itu berada di waktu petang dan jikalau ia meninjaunya itu di waktu petang, maka ada tujuhpuluh ribu malaikat yang mendoakan padanya supaya ia memperoleh kerahmatan Tuhan sampai orang itu berada di waktu pagi.Juga orang tersebut akan memperoleh tempat buah-buahan yang sudah waktunya dituai di dalam syurga." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan. Alkharif artinya ialah buah-buahan yang sudah waktunya dituai atau dipetik.

897. Dari Anas r,a., katanya: "Ada seorang anak Yahudi yang menjadi pelayan Nabi s.a.w, lalu ia sakit. la didatangi oleh Nabi s.a.w. untuk meninjaunya. Beliau s.a.w. lalu duduk di dekat kepalanya, lalu bersabda padanya: "Masuklah agama Islam!" Anak itu lalu melihat kepada ayahnya yang ketika itu sudah ada di sisinya - seolah-olah anak tadi meminta pertimbangan pada ayahnya. Ayahnya berkata: "Taatilah kehendak Abul Qasim" - yaitu Nabi s.a.w. Anak itu lalu menyatakan masuk Islam, Setelah itu Nabi s.a.w. keluar dan beliau bersabda: "Alhamdulillah yang telah menyelamatkan anak itu dari siksa api neraka." (Riwayat Imam Bukhari)


Bab 145
Ucapan Yang Dapat Digunakan Untuk Mendoakan Orang Sakit


898. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. itu apabila ada seseorangyang mengeluh karena ada sesuatu yang dirasa sakit pada dirinya atau ada luka, kecil atau besar, maka Nabi s.a.w. berdoa dengan menggunakan jari tangannya sedemikian. Sufyan bin 'Uyainah yang meriwayatkan Hadits ini menunjukkan cara menggunakan jari itu, yakni telunjuknya diletakkan di bumi laludiangkat dan di waktu meletakkan itu mengucapkan - yang artinya:''Dengan menyebut nama Allah, ini adalah tanah bumi kita, di-campur dengan ludah sebagian dari kita, dengannya dapat di-Sembuhkan orang sakit di antara kita, dengan izin Tuhan kita."

899. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula bahwasanya Nabi s.a.w. pada suatu waktu meninjau setengah dari keluarganya yang sakit. Beliau s.a.w. mengusap dengan tangannya yang kanan dan mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah, Tuhan seluruh manusia, hilangkanlah kesukaran - yakni penyakit - ini. Sembuhkanlah, Engkau sajalah yang dapat menyembuhkan. Tiada kesembuhan kecuali kesembuhan daripadaMu, yakni kesembuhan yang tidak lagi meninggalkan penyakit." (Muttafaq 'alaih)

900. Dari Anas r.a. bahwasanya ia berkata kepada Tsabit rahima-hullah:"Sukakah engkau saya beri ucapan mantera-mantera dengan mantera-mantera yang diberikan oleh Rasulullah s.a.w.?" la menjawab: "Baiklah. "Anas mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah, Tuhan sekalian manusia, yang dapat melenyapkan kesukaran -penyakit. Sembuhkanlah, Engkau sajalah yang dapat menyembuhkan. Tiada yang kuasa menyembuhkan kecuali Engkau, suatu kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit." (Riwayat Bukhari)

901. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: "Saya ditinjau oleh Rasulullah s.a.w. - waktu ia menderita sakit - lalu beliau s.a.w. mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah, sembuhkanlah Sa'ad, ya Allah, sembuhkanlah Sa'ad, ya Allah, sembuhkanlah Sa'ad." (Riwayat Muslim)

902. Dari Abu Abdillah yaitu Usman bin Abul 'Ash r.a. bahwasanya ia mengadu kepada Rasulullah s.a.w. karena adanya suatu penyakit yang diderita dalam tubuhnya, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda padanya:"Letakkanlah tanganmu pada tempat yang engkau rasa sakit dari tubuhmu itu, kemudian ucapkanlah "Bismillah" tiga kali, lalu ucapkanlah pula sebanyak tujuh kali-yang artinya: "Saya mohon perlindungan dengan kemuliaan Allah dan kekuasaanNya dari keburukannya sesuatu yang saya peroleh dan saya takutkan." (Riwayat Muslim)

903. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:"Barangsiapa yang meninjau orang sakit yang belum waktunya untuk didatangi oleh ajal kematiannya, lalu orang yang meninjau tadi mengucapkan untuk yang sakit itu sebanyak tujuh kali, yaitu ucapan - yangartinya: "Saya mohon kepada Allah yang Maha Agung, yang menguasai 'arasy yang agung, semoga Allah menyembuhkan penyakitmu, melainkan A l l a h akan menyembuhkan orang tadi dari penyakit yang dideritainya."Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan. Imam Hakim berkata bahwa Hadits ini adalah shahih menurut syaratnya Imam Bukhari.

904. Dari Ibnu Abbas r.a. pula bahwasanya Nabi s.a.w. masuk ke tempat A'rab- penghuni pedalaman negeri Arab - untuk meninjaunya-karena sakit-dan Nabi s.a.w. itu apabila masuk ke tempat orang sakit untuk meninjaunya, maka beliau mengucapkan - yang artinya:"Tidak ada halangan apa-apa. Ini sebagai pencuci dosa-dosamuInsya Allah." (Riwayat Bukhari)

905. Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya Jibril mendatangi Nabi s.a.w. lalu berkata: "Hai Muhammad, adakah anda sakit?" Beliau s.a.w. menjawab:"Ya." Jibril lalu mengucapkan - yang artinya: "Dengan nama Allah, saya memberikan mantera-mantera padamu, dari segala macam bahaya yang menyakitkan dirimu, juga dari semua hati dan mata yang mendengki. Allah akan menyembuhkan penyakitmu. Dengan nama Allah, saya memberikan mantera-mantera padamu." (Riwayat Muslim)

906. Dari Abu Said dan Abu Hurairah radhiallahu 'anhuma bahwasanya keduanya itu menyaksikan Rasulullah s.a.w. bahwa beliau bersabda:"Barangsiapa yang mengucapkan - yang artinya: "Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah adalah Maha Besar," maka ucapannya itu akan dibenarkan oleh Tuhannya dan Tuhan berfirman: "Tiada tuhan selain Aku dan Aku adalah Maha Besar." Kemudian jikalau orang itu mengucapkan - yarig artinya: "Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutuNya," maka Tuhan berfirman: "Tiada Tuhan melainkan Aku yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiKu." Seterusnya apabila orang itu mengucapkan - yang artinya: "Tiada Tuhan melainkan Allah, bagiNya adalah segenap kerajaan dan baginya pula segala puji-pujian," maka Allah berfirman: "Tiada Tuhan melainkan Aku, bagiKu segenap kerajaan dan bagiKu pula segala puji-pujian." Dan jikalau orang itu mengucapkan - yang artinya: "Tiada Tuhan melainkan Allah dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah," maka Allah berfirman: "Tiada Tuhan melainkan Aku dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolonganKu." Selanjutnya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan semua di atas itu di waktu sakitnya lalu ia meninggal dunia, maka ia tidak akan dapat dimakan Olehapi neraka." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan.



Bab 146
Sunnahnya Menanyakan Kepada Keluarga Orang Yang Sakit Tentang Keadaan Si Sakit Itu


907. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Ali bin Abu Thalib r.a. keluar dari sisi Rasulullah s.a.w. di waktu sakit beliau s.a.w. yang menyebabkan kematiannya, lalu orang-orang sama bertanya: "Hai Abulhasan - Pak Hasan, sebab Ali r.a. mempunyai anak yang namanya al-Hasan, bagaimanakah keadaan Rasulullah s.a.w.?" Kemudian Ali r.a. menjawab: "Beliau sembuh dengan puji-pujian Allah." Ali r.a. selalu ditanya, sebab memang keluarganya yaitu sebagai saudara sepupu dan pula menjadi menantu beliau s.a.w. Adapun ucapannya: "sembuh" itu hanyalah menurut per-kiraannya sendiri-saja dan pula untuk menggembirakan hati para sahabat, padahal sebenarnya itulah sakit yang membawa kematian beliau s.a.w. (Riwayat Bukhari)



Bab 147
Apa yang Diucapkan Oleh Orang Yang Sudah Putus Harapan Dari Hidupnya -Karena Sakitnya Sudan Dirasa Sangat Sekali Dan Tidak Akan Sembuh Lagi-.

908. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya mendengar Nabi s.a.w. dan beliau s.a.w. sambil menyandarkan dirinya kepadaku, mengucapkan doa - yang artinya: "Ya Allah, berilah peng- ampunan padaku, belas kasihanilah aku dan pertemukanlah aku dengan kawan yang tertinggi - yakni malaikat dan hamba-hamba yang shalih." (Muttafaq 'alaih)

909. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya: "Saya melihat Rasulullah Saw. dan beliau ketika itu sedang menghadapi sakara- tulmaut. Di sisinya ada sebuah gelas yang berisi air. Beliau s.a.w. memasukkan tangannya ke dalam gelas kemudian mengusap wajahnya dengan air tadi, !alu mengucap - yang artinya: "Ya Allah, berilah aku pertolongan untuk menghadapi kesukaran-kesukaran hendak meninggal dan pula sakaratulmaut ini." (Riwayat Termidzi)



Bab 148
Sunnahnya Wasiat Kepada Keluarga Orang YangSakit Dan Orang Yang Melayani Orang Sakit Itu Supaya Berbuat Baik Padanya, Menahan Dan Sabar Pada Apa Yang Menyukarkan Perkaranya, juga Wasiat UntukKepentingan Orang Yang Sudah Dekat SebabKematiannya Dengan Adanya Had Atau Qisbash Dan Lain-Iain Sebagainya.


910. Dari Imran bin al-Hushain radhiallahu 'anhuma, bahwasa-nya ada seorang wanita dari Juhainah datang kepada Nabi s.a.w. dan ia sedang hamil karena zina. Wanita itu lalu berkata: "Ya Rasulullah saya mengerjakan sesuatu yang menyebabkan saya harus diberi had - yakni hukuman. Maka dari itu, laksanakanlah hukuman itu pada diriku." Nabiullah s.a.w. lalu mengundang wali wanita tadi, lalu bersabda: "Berbuat baiklah pada wanita ini. Jikalau nanti ia telah melahirkan kandungannya, maka datanglah kepadaku dengan membawa orang ini." Orang itu melaksanakan semua kehendak beliau s.a.w. –yakni diperlakukan dengan baik dan setelah bayinya lahir lalu dibawa kepadanya. Nabi s.a.w. lalu memerintahkan untuk menghukum orang tadi lalu diikatkanlah pakaiannya pada tubuhnya,seterusnya menyuruh supaya dirajam dan dirajamlah ia. Kemudian beliau s.a.w. menyem-bahyangi janazahnya. (Riwayat Muslim)



Bab 149
Bolehnya Seseorang Yang Sakit Mengatakan: "Saya Sakit" Atau "Sangat Sakit" Atau "Panas" Atau "AduhKepalaku" Dan Lain Sebagainya Dan Uraian Bahwasanya Tidak Ada Kemakruhan Mengatakan Sedemikian Tadi, Asaikan Tidak Karena Timbulnya Kemarahan Dan Menunjukkan Kegelisahan -Sebab Sakitnya Tadi-.


911. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Saya masuk ke tempat Nabi s.a.w. dan beliau di kala itu menderita penyakit panas, lalu saya memegangnya, kemudian saya berkata: "Sesungguhnya Tuan ini benar- benar sakit panas yang sangat." Lalu beliau s.a.w. bersabda; "Benar, sesungguhnya penyakit panas saya ini adalah seperti panas-nya dua orang di antara engkau semua - yang dijadikan satu." (Muttafaq 'alaih)

912. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. datang ke tempatku untuk meninjau sewaktu saya menderita sesuatu penyakit yang sangat. Kemudian saya berkata: "Telah sampai padaku penyakit sebagaimana yang Tuan maklumi ini, sedang saya adalah seorang yang berharta dan tidak ada yang akan mewarisi harta itu melainkan anak saya perempuan," selanjutnya disebutkanlah Hadits ini sampai selengkapnya. (Muttafaq 'alaih)

913. Dari Alqasim bin Muhammad, katanya: "Aisyah radhiallahu 'anha berkata: "Aduh kepalaku." Kemudian Nabi s.a.w. bersabda; "Bahkan sayalah - yang lebih sangat sakitnya. Aduh kepalaku," selanjutnya disebutkanlah Hadits ini sampai selengkapnya.(Riwayat Bukhari)

DAFTAR ISI : 1 - 10 - 20 - 30 - 40 - 50 - 60 - 70 - 80 - 90 - 100 - 110 - 120 - 130 - 140 - 150 - 160 - 170 - 180 - 190 - 200 - 210 - 220 - 230 - 240- 250- 260- 270- 280- 290- 300- 310- 320- 330- 340- 350- 360- 370-