Saiful Ma'ruf

Bab 190 Keutamaan Menantikan Shalat
Bab 191 Keutamaan Shalat Jamaah
Bab 192 Anjuran Mendatangi Shalat Jamaah Shubuh Dan Isya'
Bab 193 Perintah Menjaga Shalat-shalat Wajib Dan Larangan Keras Serta Ancaman Hebat Dalam Meninggalkannya
Bab 194 Keutamaan Saf Pertama Dan Perintah Menyempurnakan Saf-saf Yang Permulaan Yakni Jangan Berdiri Di Saf Kedua Sebelum Sempurna Saf Pertama Dan Jangan Berdiri Di Saf Ketiga Sebelum Sempurna Saf Kedua Dan Seterusnya, Serta Meratakan Saf-saf Dan Merapatkannya
Bab 195 Keutamaan Shalat-shalat Sunnah Rawaatib Yang Mengikuti Shalat-shalat Fardhu Dan Uraian Sesedikit-sedikit Rakaatnya, Sesempuma-sempurnanya Dan Yang Pertengahan Antara Keduanya
Bab 196 Mengokohkan Sunnahnya Dua Rakaat Shubuh
Bab 197 Meringankan Dua Rakaat Fajar—Sunnah Sebelum Shubuh, Uraian Apa Yang Dibaca Dalam Kedua Rakaat Itu Serta Uraian Perihal Waktunya
Bab 198 Sunnahnya Berbaring Sesudah Mengerjakan Shalat Sunnah Dua Rakaat Fajar — Sebelum Shubuh — Pada Lambung Sebelum Kanan Dan Anjuran Untuk Melakukan Ini, Baikpun Pada Malam Harinya Bersembahyang Tahajjud Atau Tidak
Bab 199 Shalat Sunnah Zuhur


Bab 190
Keutamaan Menantikan Shalat


1058. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seseorang di antara engkau semua itu masih tetap dianggap dalam shalat, selama shalat itu menyebabkan ia tertahan. jadi tidak ada yang menghalang- halangi ia untuk kembali ketempat keluarga itu melainkan karena menantikan shalat." (Muttafaq 'alaih)

1059. Dari Abu Hurairah r.a., pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dan malaikat itu mendoakan kepada seseorang di antara engkau semua supaya mendapatkan kerahmatan, selama orang itu masih ada di dalam tempat shalatnya yang ia bersembahyang di situ, juga selama ia belum berhadas. Malaikat itu mengucapkan: "Ya Allah, ampunilah orang itu, ya Allah, belas kasihanilah ia." (Riwayat Bukhari)

1060. Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengakhirkan shalat Isya' pada suatu malam sampai ke pertengahan malam, kemudian beliau s.a.w. menghadap - kepada orang banyak - dengan wajahnya setelah selesai bersembahyang, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Orang-orang sudah bersembahyang dan mereka telah tidur dan engkau semua senantiasa dianggap dalam melakukan shalat, sejak engkau semua menantikan shalat itu." (Riwayat Bukhari)


Bab 191
Keutamaan Shalat Jamaah


1061. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya kasulullah s.a.w. bersabda: "Shalat jamaah adalah lebih utama dari shalat fadz - yakni sendirian -dengan kelebihan duapuluh tujuh derajat." (Muttafaq 'alaih)

1062. Dari Abu Hurairah r.a. katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Shalatnya seseorang lelaki dalam jamaah itu dilipat gandakan pahalanya melebihi shalatnya di rumahnya secara sendirian -munfarid - atau di pasarnya dengan duapuluh lima kali lipatnya. Yang sedemikian itu ialah karena bahwasanya apabila seseorang itu berwudhu' lalu memperbaguskan cara wudhu'nya, kemudian keluar ke masjid, sedang tidak ada yang menyebabkan keluarnya itu melainkan karena hendak bersembahyang, maka tidaklah ia melangkah sekali langkah, melainkan dinaikkanlah untuknya sederajat dan dihapuskan daripadanya satu kesalahan. Selanjutnya apabila ia bersembahyang, maka para malaikat itu senantiasa mendoakan untuknya supaya ia memperoleh kerahmatan Allah, selama masih tetap berada di tempat shalatnya, juga selama ia tidak berhadas. Ucapan malaikat itu iaiah: "Ya Allah, berikanlah kerahmatan pada orang itu; ya Allah, belas-kasihanilah ia." Orang tersebut dianggap berada dalam shalat, selama ia menantikan shalat - jamaah."(Muttafaq 'alaih) Ini adalah lafaznya Imam Bukhari.

1063. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Ada seorang lelaki buta matanya datang kepada Nabi s.a.w. lalu berkata: "Ya Rasulullah,saya ini tidak mempunyai seorang pembimbing yang dapat membimbing saya untuk pergi ke masjid," lalu ia meminta kepada Rasulullah s.a.w. supaya diberi kelonggaran untuk bersembahyang di rumahnya saja, kemudian beliau s.a.w. memberikan kelonggaran padanya. Setelah orang itu menyingkir, lalu beliau s.a.w. memanggilnya dan berkata padanya: "Adakah engkau mendengar azan shalat?" Orang itu menjawab: "Ya, mendengar." Beliau s.a.w. bersabda lagi: "Kalau begitu, kabulkanlah isi azannya itu." Maksudnya: Datanglah untuk mengikuti jamaah, kalau meng- hendaki banyak fadhilah. (Riwayat Muslim)

1064. Dari Abdullah, ada yang mengatakan: 'Amr bin Qais yang terkenal dengan sebutan Ibnu Ummi Maktum, seorang muazzin r.a. bahwasanya ia berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Madinah ini banyak sekali binatang melatanya - seperti ular, kala dan Iain-Iain - juga banyak binatang buasnya." Kemudian Rasulullah s.a.w. ber-sabda: "Apakah engkau mendengar ucapan Hayya 'alas shalah dan Hayya 'alal falah? - maksudnya: Apakah engkau mendengar bunyi azan? Kalau memang mendengar, maka marilah datang ke tempat berjamaah." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan. Hayyahalan artinya marilah datang.

1065. Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, niscayalah saya telah bersengaja hendak menyuruh supaya diambilkan kayu bakar, lalu dicarikanlah kayu bakar itu, kemudian saya menyuruh supaya shalat dilakukan dengan dibunyikan azan dahulu untuk shalat .tadi, selanjutnya saya menyuruh seseorang lelaki untuk menjadi imamnya orang banyak - dalam shalat jamaah itu, seterusnya saya sendiri pergi ke tempat orang- orang lelaki - yang tidak ikut berjamaah - untuk saya bakar saja rumah-rumah mereka 'tu." (Muttafaq 'alaih)

1066. Dari Ibnu Mas'ud r.a.,katanya: "Barangsiapa yang senang kalau menemui Allah Ta'ala besok - pada hari kiamat - dalam keadaan Muslim, maka hendaklah ia menjaga shalat-shalat fardhu ini di waktu ia dipanggil untuk mendatanginya - yakni jika sudah mendengar azan, sebab sesungguhnya Allah telah mensyariatkan kepada Nabimu semua s.a.w. beberapa jalan petunjuk dan sesungguhnya shalat-shalat itu adalah termasuk sebagian dari jalan-jalan petunjuk tersebut. Andaikata engkau semua sama bersembahyang dalam rumah-rumahmu sendiri sebagaimana shalatnya orang yang suka meninggalkan jamaah itu, yakni yang bersembahyang dalam rumahnya, niscayalah engkau semua telah meninggalkan sunnah Nabimu, selanjutnya jikalau engkau semua telah meninggalkan sunnah Nabimu, maka niscayalah engkau semua tersesat. Sungguh-sungguh saya telah melihat sendiri bahwa tidak ada seorangpun yang suka meninggalkan shalat-shalat - itu dengan berjamaah-melainkan ia adalah seorang munafik yang dapat dimaklumi ke-munafikannya. Sungguh ada pula seseorang itu yang didatangkan untuk menghadhiri shalat jamaah itu, ia disandarkan antara dua orang lelaki sehingga ia ditegakkan di dalam saf - karena ia mengetahui betapa besar fadhilahnya shalat berjamaah itu." (Riwayat Muslim). Dalam lain riwayat Imam Muslim disebutkan, katanya: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. itu mengajarkan kepada kita akan jalan-jalan petunjuk dan sesungguhnya termasuk salah satu dari jalan-jalan petunjuk itu ialah melakukan shalat di masjid yang diazankan di situ - yakni shalat-shalat yang dilakukan dengan jamaah.

1067. Dari Abuddarda' r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada tiga orangpun Maka dari itu, hendaklah engkau semua tetap menjaga jamaah, sebab bahwasanya serigala itu dapat makan dari kambing yang jauh - yakni yang terpencil dari kawanannya." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan. yang berada dalam suatu kampung atau suatu desa yang di kalangan mereka tidak didirikan shalat - jamaah, melainkan syaitan telah dapat memenangkan mereka itu. Maka dari itu, hendaklah engkau semua tetap menjaga jamaah, sebab bahwasanya serigala itu dapat makan dari kambing yang jauh - yakni yang terpencil dari kawanannya." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.


Bab 192
Anjuran Mendatangi Shalat Jamaah Shubuh Dan Isyak


1068. Dari Usman r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mengerjakan shalat Isya' dengan jamaah, maka seolah- olah ia mendirikan shalat separuh malam dan barangsiapa yang mengerjakan shalat Subuh dengan jamaah, maka seolah-olah ia mendirikan shalat semalam suntuk." (Riwayat Muslim) Dalam riwayat Imam Termidzi dari Usman r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang menghadhiri shalat Isya' dengan jamaah maka baginya adalah pahala mengerjakan shalat selama separuh malam dan barangsiapa yang bersembahyang Isya' dan Subuh dengan jamaah, maka baginya adalah pahala seperti mengerjakan shalat semalam suntuk." Imam Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan shahih.

1069. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Andaikata para manusia itu mengetahui betapa besar pahalanya mengerjakan shalat Isya' dan Subuh - dengan berjamaah, niscayalah mereka akan mendatangi kedua shalat itu, sekalipun dengan berjalan merangkak." (Muttafaq 'alaih) Dan Hadits ini telah dahulu secara lengkapnya yang panjang. Lihat Hadits no. 1030.

1070. Dari Abu Hurairah r.a. pula katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak ada suatu shalatpun yang terlebih berat dirasakan oleh orang-orang munafik itu daripada shalat Subuh dan Isya', tetapi andaikata mereka mengetahui betapa besar pahalanya kedua shalat itu, niscayalah mereka akan mendatanginya sekalipun dengan berjalan merangkak - ke tempat jamaahnya." (Muttafaq 'alaih)


Bab 193
Perintah Menjaga Shalat-shalat Wajib Dan larangan Keras Serta Ancaman Hebat Dalam Meninggalkannya


Allah Ta'ala berfirman:"jagalah shalat-shalat wajib itu dan shalat pertengahan."(al-Baqarah: 238) Beberapa alim-ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan shalat pertengahan ialah shalat Asar. Allah Ta'ala berfirman pula: "Jikalau mereka - orang-orang kafir - itu teiah bertaubat dan sama mendirikan shalat serta menunaikan zakat, maka lepaskanlah jalan mereka - yakni anggaplah sebagai orang mu'min yang Iain-lain." (at-Taubah: 5)

1071. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Saya bertanya kepada Rasulullah s.a.w.: "Manakah amalan yang lebih utama?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu shalat tepat pada waktunya." Saya bertanya lagi: "Kemudtan amalan apakah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ber-bakti kepada kedua orangtua." Saya bertanya pula: "Kemudian apa lagi?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu berjihad fi-sabilillah."(Muttafaq 'alaih)

1072. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Agama Islam itu didirikan atas lima perkara.yaitu menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah pesuruh Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah dan berpuasa dalam bulan Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)

1073. Dari Ibnu Umar r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Saya diperintah untuk memerangi para manusia, sehingga mereka itu suka menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, juga men-dirikan shalat menunaikan zakat. Jikalau mereka telah mengerjakan yang sedemikian itu, maka terpeliharalah mereka itu daripadaku mengenai darah dan hartabenda mereka, melainkan dengan haknya Agama Islam, sedang hisab mereka adalah tergantung atas Allah." (Muttafaq 'alaih)

1074. Dari Mu'az r.a., katanya: "Saya diutus oleh Rasulullah s.a.w. ke Yaman, lalu beliau s.a.w. bersabda:"Sesungguhnya engkau akan mendatangi sesuatu kaum dari golongan ahlulkitab-yakni kaum Yahudi dan Nasrani, maka ajaklah mereka untuk menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya saya adalah utusan Allah. Jikalau mereka sudah taat untuk berbuat sedemikian itu, maka beritahukanlah kepada mereka bahwasanya Allah itu mewajibkan kepada mereka shalat lima kali dalam sehari semalam. Jikalau mereka sudah taat untuk berbuat sedemikian itu, maka beritahukanlah pula bahwasanya Allah itu mewajibkan kepada mereka untuk mengeluarkan sedekah - zakat - yang diambil dari golongan mereka yang kaya-kaya dan dikembalikan kepada golongan mereka yang fakir-fakir. Jikalau mereka sudah taat berbuat sedemikian, maka takutlah engkau akan harta-harta mereka yang mulia - maksudnya jangan bertindak zalim dan menganiaya. Takutlah kepada doanya orang yang dianiaya. sebab sesungguhnya saja, antara doa itu dengan Allah tidak ada lagi tabirnya - yakni doa orang yang dianiaya pasti akan dikabulkan." (Muttafaq 'alaih)

1075. Dari Jabir r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran itu adalah meninggalkan shalat," yakni kalau sudah meninggalkan shalat, maka orang itu tentu kafir. (Riwayat Muslim)

1076. Dari Buraidah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Ikatan perjanjian antara kita - yaitu kaum Muslimin - dan mereka - yaitu kaum munafikin - ialah shalat. Maka barangsiapa yang meninggalkan shalat, sungguh-sungguh kafirlah ia." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan shahih.

1077. Dari Syaqiq bin Abdullah at-Tabi'i yang sudah dimufakati -oleh para alim-ulama-tentang kebaikannya, rahimaullah,berkata: "Para sahabat Nabi Muhammad s.a.w. tidak berpendapat akan sesuatu dari sekian banyak amalan yang jikalau ditinggalkan lalu menjadikan kafir, kecuali hanya shalat saja." Yakni: jadi kalau shalat yang ditinggalkan maka dapat menye-babkan orang yang meninggalkannya itu menjadi kafir. Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dengan isnad shahih.

1078. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya pertama-tama amalan yang seseorang itu di-hisab dengannya ialah shalatnya, maka jikalau baik shalatnya itu, sungguh-sungguh berbahagialah dan beruntunglah ia dan jikalau rusak, sungguh-sungguh menyesal dan merugilah ia. jikalau seseorang itu ada kekurangan dari sesuatu amalan wajibnya, maka Tuhan Azzawajalla berfirman: "Periksalah olehmu semua - hai malaikat, apakah hambaKu itu mempunyai amalan yang sunnah." Maka dengan amalan yang sunnah itulah ditutupnya kekurangan amalan wajibnya, kemudian cara memperhitungkan amalan-amalan lainnya itupun seperti cara memperhitungkan amalan shalat ini." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan.


Bab 194
Keutamaan Saf Pertama Dan Perintah Menyempurnakan Saf-saf Yang Permulaan — Yakni jangan Berdiri Di Saf Kedua Sebelum Sempurna Saf Pertama Dan jangan Berdiri Di Saf Ketiga Sebelum Sempurna Saf Kedua Dan Seterusnya, Serta Meratakan Saf-saf Dan Merapatkannya


1079. Dari Jabir bin Samurah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. keluar pada kita semua, lalu bersabda: "Tidak dapatkah engkau semua berbaris sebagaimana berbaris-nya para malaikat disisi Tuhannya?" Kita lalu berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah cara para malaikat itu berbaris di sisi Tuhannya?" Beliau s.a.w. bersabda: "Mereka menyempurnakan saf-saf permulaan - yakni tidak berdiri di saf kedua sebelum sempurnanya saf pertama dan tidak di saf ketiga sebelum sempurnanya saf kedua dan seterusnya, juga mereka itu saling rapat-merapatkan saf-saf itu." (Riwayat Muslim)

1080. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Andaikata para manusia itu mengetahui betapa besarnya pahala azan dan menempati saf pertama, kemudian tidak dapat memperoleh jalan untuk itu melainkan dengan mengadakan undian, niscayalah mereka itu akan mengadakan undian." (Muttafaq 'alaih)

1081. Dari Abu Hurairah r.a. pula katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sebaik-baiknya saf bagi kaum lelaki ialah saf pertama-nya, sedang sejelek- jeleknya saf bagi mereka ialah saf yang peng-habisan. Adapun sebaik-baiknya saf bagi kaum wanita ialah saf penghabisan, sedang sejelek-jeleknya saf bagi mereka ialah saf pertamanya." (Riwayat Muslim)

1082. Dari Abu Said r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. melihat di kalangan sahabat-sahabatnya ada kemunduran - yakni ada orang-orang yang suka berdiri di saf belakang saja, lalu beliau s.a.w. bersabda kepada mereka: "Majulah engkau semua lalu ikutilah saya dan hendaknya mengikuti engkau semua orang-orang yang se-sudahmu itu. Tidak henti-hentinya sesuatu kaum itu suka membelakang, sehingga mereka akan dibelakangkan pula oleh Allah.' Maksudnya kalau orang itu gemar membelakang dalam kemuliaan, tentu dibelakangkan oleh Allah dalam pemberian kerahmatan. (Riwayat Muslim)

1083. Dari Abu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. pernah mengusap bahu-bahu kita dalam shalat lalu bersabda: "Ratakanlah olehmu semua - saf-saf itu - dan jangan berselisih - seperti ada yang lebih maju atau lebih mundur, sebab hati-hatimupun akan berselisih pula. Hendaknya mendampingi saya orang- orang yang dewasa dan yang berakal cukup di antara engkau semua itu, kemudian orang-orang yang mendekati mereka - yakni yang tarafnya ada di bawah-nya, kemudian orang-orang yang mendekati mereka - yakni yang tarafnya di bawah mereka lagi." (Riwayat Muslim)

1084. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ratakanlah saf-safmu semua itu, karena sesungguhnya merata-kan saf-saf itu termasuk tanda kesempurnaan shalat." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan: "Karena meratakan saf-saf itu adalah termasuk tanda didirikan-nya shalat."

1085. Dari Anas r.a. pula, katanya: "Shalat telah diiqamati, kemudian Rasulullah s.a.w. menghadap kepada kita semua dengan wajahnya lalu bersabda: "Tetaplah engkau semua mendirikan saf-safmu semua itu dan rapatkanlah saf-saf tadi, karena sesungguhnya saya ini dapat melihat engkau semua dari belakang punggungku." Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan lafaznya dan juga oleh Imam Muslim yang semakna dengan itu. Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan pula: "Seorang dari kita menempelkan bahunya dengan bahu kawannya dan juga kakinya dengan kaki kawannya -yakni amat rapat sekali."

1086. Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Niscayalah engkau semua harus meratakan saf-safmu itu atau -kalau tidak suka meratakan saf-saf, maka niscayalah Allah akan memperselisihkan antara muka-muka hatimu - yakni menjadi ummat yang suka bercerai-cerai." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu meratakan antara saf-saf kita, sehingga seolah-olah diratakannya barisan anak panah. Demikianlah sehingga beliau meyakinkan bahwa kita semua telah mengerti benar-benar akan cara meratakan saf-saf itu. Selanjutnya pada suatu hari beliau s.a.w. keluar lalu berdiri sehingga hampir saja akan bertakbir, lalu melihat ada seorang yang dadanya menonjoh ke muka saf, kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Hai hamba-hamba Allah, niscayalah engkau semua harus meratakan saf- safmu atau niscayalah Allah akan memperselisihkan antara muka-muka hatimu."

1087. Dari al-Bara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. mengisikan sela-sela saf dari arah sini ke arah situ, sehingga dada-dada dan bahu-bahu kita saling mengusap - antara yang seorang dengan lainnya. Beliau s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua berselisih - yakni terlampau maju atau terlampau mundur dari saf, maka hal itu akan menyebabkan berselisihnya hati-hatimu semua." Beliau s.a.w. juga bersabda: "Sesungguhnya Allah dan malaikatnya menyampaikan kerahmatan pada saf-saf permulaan." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

1088. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tetaplah mendirikan saf-saf dengan rata, samakanlah letaknya antara bahu-bahu, tutuplah semua sela yang kosong dan bersikap haluslah dengan tangan saudara-saudaramu - yakni jikalau diajak maju atau mundur untuk meratakan saf-saf. Janganlah engkau semua meninggalkan kekosongan-kekosongan untuk diisi oleh syaitan. Barangsiapa yang merapatkan saf, maka Allah akan me-rapatkan hubungan dengannya dan barangsiapa yang memutuskan saf - yakni tidak suka mengisi mana-mana yang tampak kosong, maka Allah memutuskan hubungan dengannya." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih

1089. Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Rapatkanlah saf-saf mu semua, perdekatkanlah jarak antara saf-saf itu - yang sekiranya antara kedua saf itu kira-kira tiga hasta - dan samakanlah letaknya antara leher-leher. Maka demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, sesungguhnya saya niscaya-lah dapat melihat syaitan itu masuk di sela-sela kekosongan saf, sebagaimana halnya kambing kecil." Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syarat Imam Muslim. Alhadzaf dengan ha' muhmalah dan dzal mu'jamah yang keduanya difathahkan, lalu fa' ialah kambing kecil, hitam warnanya yang ada di Yaman.

1090. Dari Anas r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda; "Sempurnakanlah saf yang termuka dahulu, kemudian yang ada di belakangnya itu - lalu yang ada di belakangnya lagi. Maka mana yang masih kurang rapatnya, hendaklah itu ada di saf yang ter-belakang sendiri." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan,

1091. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah dan malaikatNya menyampaikan kerah-matan pada saf-saf yang sebelah kanan." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syaratnya Imam Muslim, tetapi di dalamnya ada seorang lelaki yang masih diperselisihkan dapatnya dipercaya oleh para ahli Hadits.

1092. Dari al-Bara' r.a., katanya: "Kita semua apabila bersembahyang di belakang Rasulullah s.a.w., maka kita semua senang kalau berada di sebelah kanannya. Beliau menghadap kepada kita dengan wajahnya, lalu saya mendengar beliau s.a.w. mengucapkan " doa - yang artinya: "Ya Tuhan, lindungilah saya dari siksaMu pada hari Engkau menghidupkan - sesudah mati yakni pada hari kiamat -atau pada hari Engkau mengumpulkan hamba- hambaMu." (Riwayat Muslim)

1093. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Pertengahkanlah imam - yakni antara ma'mum yang berdiri di sebelah kanan dan di sebelah kiri hendaklah sama banyaknya, sehingga imam itu tempatnya ada di tengah - dan tutuplah sela-sela yang kosong." (Riwayat Abu Dawud)


Bab 195
Keutamaan shalat-shalat Sunnah Rawaatib Yang Mengikuti Shalat-shalat Fardhu Dan Uraian Sesedikit- sedikit Rakaatnya, Sesempurna sempurnanya Dan Yang Pertengahan Antara Keduanya


1094. Dari Ummul mu'minin yaitu Ummu Habibah yakni Ramlah binti Abu Sufyan radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang hambapun yang Muslim yang bersembahyang karena Allah Ta'ala setiap hari duabelas rakaat sebagai shalat sunnah yang bukan diwajibkan, melainkan Allah akan mendirikan untuknya sebuah rumah dalam syurga, atau: melainkan untuknya akan didiri-kanlah sebuah rumah dalam syurga." (Riwayat Muslim)

1095. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya bersembahyang bersama Rasulullah s.a.w. dua rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat lagi sesudahnya, juga dua rakaat sesudah Jum'ah, dua rakaat sesudah Maghrib dan dua rakaat pula sesudah Isya'." (Muttafaq 'alaih)

1096. Dari Abdullah bin Mughaffal r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Antara setiap dua azan boleh bersembahyang sunnah, antara setiap dua azan boleh bersembahyang sunnah, antara setiap dua azan boleh bersembahyang sunnah." Dalam ketiga kalinya ini beliau s.a.w. bersabda: "Bagi orang yang suka mengerjakan itu." (Muttafaq 'alaih) Yang dimaksudkan dengan dua azan itu ialah azan dan iqamat.


Bab 196
Mengokohkan Sunnahnya Dua Rakaat Shubuh


1097. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. itu tidak meninggalkan shalat sunnah empat rakaat sebelum Zuhur dan dua rakaat sebelum Subuh." (Riwayat Bukhari)

1098. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya: "Tidak ada sesuatu amalanpun dari golongan amalan-amalan sunnah yang lebih ditetapi oleh Nabi s.a.w. melebihi dua rakaat fajar - yakni dua rakaat sebelum shalat Subuh." (Muttafaq 'alaih)

1099. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Dua rakaat sunnah fajar - yakni sebelum Subuh - adalah lebih baik nilainya daripada dunia dan apa saja yang ada di dalamnya ini -yakni dunia dan seisinya." (Riwayat Muslim) Dalam riwayat lain disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda: "Niscaya-lah kedua rakaat sebelum Subuh itu lebih saya cintai daripada dunia seluruhnya ini."

1100. Dari Abu Abdillah yaitu Bilal bin Rabah r.a., juru azan Rasulullah s.a.w. bahwasanya ia mendatangi Rasulullah s.a.w. untuk memberttahukannya dengan masuknya shalat Subuh. Kemudian Aisyah mempersibukkan Bilal dengan sesuatu urusan yang ditanyakan oleb Aisyah kepada Bilal itu, sehingga waktupun menjadi pagi sekali. Selanjutnya Bilal berdiri lalu memberitahukannya dengan masuknya waktu shalat dan beliau s.a.w. mengikuti pemberitahuannya itu. Rasulullah s.a.w. belum lagi keluar. Setelah beliau s.a.w. keluar, lalu beliau s.a.w. bersembahyang dengan orang banyak. Bilal kemudian memberitahukan kepada beliau s.a.w. bahwa Aisyah mempersibukkan dirinya dengan sesuatu perkara yang ditanyakan padanya, sehingga waktunya menjadi pagi sekali dan Nabi s.a.w. terlambat keluarnya. Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya saya tadi melakukan sembahyang dua rakaat fajar-sebelum Subuh." Bilal berkata: "Ya Rasulullah, Tuan tadi sudah berpagi-pagi sekali." Beliau s.a.w. menjawab: "Andaikata saya berpagi-pagi lebih daripada pagi tadi, niscayalah saya akan melakukan dua rakaat dan saya perbaguskan serta saya perindahkan lagi." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.


Bab 197
Meringankan Dua Rakaat Fajar — Sunnah Sebelum Subuh, Uraian Apa Yang Dibaca Dalam Kedua Rakaat Itu Serta Uraian Perihal Waktunya


1101. Dari Aisyah radhiallahu 'anha: "Bahwasanya Nabi s.a.w. bersembahyang dua rakaat yang ringan sekali antara azan dan iqamah dari shalat Subuh." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam-imam Bukhari dan Muslim disebutkan pula: Beliau s.a.w. bersembahyang dua rakaat fajar, lalu meringankan kedua rakaatnya, sehingga saya bertanya, apakah beliau s.a.w. itu juga membaca Ummul Quran - yakni surat al-Fatihah. Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Beliau s.a.w. bersembahyang dua rakaat fajar, jikalau telah mendengar azan dan meringankan kedua rakaat itu.
Dalam riwayat lain lagi juga disebutkan: Jikalau telah terbit fajar.

1102. Dari Hafshah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu apabila muazzin sudah berazan dan Subuh - yakni fajar shadik - sudah terbit, beliau s.a.w. lalu bersembahyang dua rakaat yang ringan." (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: "Rasulullah s.a.w. itu apabila fajar telah terbit, maka beliau s.a.w. tidak bersembahyang melainkan dua rakaat yang ringan."

1103. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Nabi s.a.w. itu bersembahyang di waktu malam dua rakaat, dua rakaat, lalu melakukan witir pada waktu akhir malam. Beliau s.a.w. juga bersembahyang dua rakaat sebelum shalat Subuh dan seolah-olah azan itu ada di dekat kedua telinganya." (Muttafaq 'alaih)

1104. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu dalam rakaat pertama dari kedua buah rakaat fajar - sebelum Subuh - itu membaca: Qulu amanna billahi wa ma unzila ilaina, yaitu ayat dalam surat al- Baqarah - ayat 136 - dan di rakaat akhirnya membaca: Amanna billahi wasyhad bianna muslimun - surat ali-lmran ayat 52. Dalam riwayat lain disebutkan: "Dalam rakaat akhirnya membaca: "Ta'alau ila kalimatin sawain bainana wa bainakum - surat ali-lmran ayat 64. Diriwayatkan kedua Hadits di atas itu oleh Imam Muslim.

1105. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu membaca dalam kedua rakaat fajar, yaitu: Qul ya ayyuhal kafirun - untuk rakaat pertama - dan Qul huwallahu ahad - untuk rakaat kedua. (Riwayat Muslim)

1106. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya meneliti Nabi s.a.w. selama sebulan, beliau s.a.w. dalam dua rakaat sebelum Subuh itu membaca: Qul ya ayyuhal kafirun -untuk rakaat pertama - dan Qul huwallahu ahad - untuk rakaat kedua." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan.



Bab 198
Sunnahnya Berbaring Sesudah Mengerjakan Shalat sunnah Dua Rakaat Fajar — Sebelum Subuh — Pada Lambung Sebelah Kanan Dan Anjuran Untuk Melakukan Ini, Baikpun Pada Malam Harinya Bersembahyang Tahajjud Atau Tidak


1107. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Nabi s.a.w. itu apabila sudah selesai bersembahyang dua rakaat fajar - shalat sunnah sebelum Subuh-lalu beliau s.a.w. berbaring pada lambungnya yang sebelah kanan - yakni miring kanan." (Riwayat Bukhari)

1108. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu bersembahyang antara sesudah selesainya shalat Isya' sampai terbitnya fajar sebanyak sebelas rakaat, setiap habis dua rakaat beliau s.a.w. bersalam dan berwitir dengan satu rakaat. Jikalau muazzin sudah diam dengan bunyi azan shalat Subuh dan sudah tampak jelas terbitnya fajar dan telah didatangi oleh muazzin, lalu beliau s.a.w. berdiri untuk melakukan shalat sunnah dua rakaat yang ringan, kemudian berbaring pada belahan tubuhnya yang kanan sehingga beliau s.a.w. didatangi oleh muazzin untuk memberitahu-kan waktunya iqamat." (Riwayat Muslim) Ucapan Aisyah radhiallahu 'anha: Yusallimu baina kulli rak'ataini, demikianlah yang tertera dalam kitab shahih Muslim. Adapun artinya ialah bersalam sesudah setiap dua rakaat - baina dengan arti sesudah.

1109. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau seseorang di antara engkau semua sudah bersembahyang dua rakaat sunnah fajar - sebelum Subuh, maka hendaklah berbaring pada sebelah kanannya." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dengan isnad- isnad shahih. Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadits shahih.


Bab 199
Shalat Sunnah Zuhur


1110. Dari ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya bersembahyang bersama Rasulullah s.a.w. dua rakaat sebelum zuhur dan dua rakaat sesudahnya." (Muttafaq 'alaih)

1111. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. itu tidak meninggalkan shalat sunnah sebanyak empat rakaat sebelum Zuhur." (Riwayat Bukhari)

1112. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya: "Nabi s.a.w. bersembahyang di rumahku empat rakaat sebelum Zuhur kemudian keluar lalu bersembahyang bersama orang banyak, terus masuk rumah lagi lalu bersembahyang dua rakaat. Beliau s.a.w. itu juga bersembahyang Maghrib bersama orang banyak lalu masuk rumah terus bersembahyang dua rakaat sunnah dan beliau s.a.w. bersembahyang Isya' dengan orang banyak dan masuk rumah lalu bersembahyang dua rakaat sunnah. (Riwayat Muslim)

1113. Dari Ummu Habibah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa menjaga shalat sunnah empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat lagi sesudahnya, maka Allah mengharamkan orang itu atas neraka." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi, dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan shahih.

1114. Dari Abdullah bin as-Saib r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersembahyang empat rakaat sunnah setelah matahari lingsir -tergelincir-yaitu sebelum shalat Zuhur -yang wajib- dan bersabda: "Bahwasanya ini adalah saat dibukanya pintu-pintu langit, maka saya senang kalau amalan shalihku naik di situ." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan shahih.

1115. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. apabila tidak bersembahyang empat rakaat sebelum Zuhur, maka beliau s.a.w. bersembahyang empat rakaat itu sesudahnya Zuhur." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan.

DAFTAR ISI : 1 - 10 - 20 - 30 - 40 - 50 - 60 - 70 - 80 - 90 - 100 - 110 - 120 - 130 - 140 - 150 - 160 - 170 - 180 - 190 - 200 - 210 - 220 - 230 - 240- 250- 260- 270- 280- 290- 300- 310- 320- 330- 340- 350- 360- 370-