Saiful Ma'ruf

Bab 160 Memberikan Nasihat Di Kubur
Bab 161 Berdoa Untuk Mayit Sesudah Dikuburkan Dan Duduk Di Sisi Kuburnya Sebentar Untuk Mendoakannya Serta Memohonkan Pengampunan Untuknya Dan UntukMembaca — Al-Quran
Bab 162 Sedekah Untuk Mayit Dan Mendoakan Padariya
Bab 163 Pujian Qrang-orang Pada Mayit
Bab 164 Keutamaan Orang Yang Ditinggal Mati Oleh Anak-anaknya Yang MasihKecil
Bab 165 Menangis Serta Takut Di Waktu Melalui Kubur-kuburnya Orang-orang Yang Menganiaya - Dirinya Karena Enggan Mengikuti Kebenaran -Dan Tempat Jurunnya Siksa Pada Mereka Itu Serta Menunjukkan Iftiqar Kita Kepada Allah -Yakni Bahwa Kita Amat Memerlukan Bantuan Dan Pertolongannya- Dan Pula Menakut-nakuti Dari Melalaikan Yang TersebutDi Atas Itu
KITAB ADAB-ADAB KESOPANAN BEPERGIAN
Bab 166 Sunnahnya Keluar Pada Hari Kemis Dan Sunnahnya Pergi Di Permulaan Siang Hari

Bab 167 Sunnahnya Mencari Kawan -Dalam Bepergian- Dan Mengangkat Seorang Di Antara Yang Sama-sama Pergi Itu Sebagai Pemimpin Mereka Yang Harus Diikuti Oleh Peserta-peserta Perjalanan Itu
Bab 168 Adab-adab Kesopanan Perjalanan, Turun, Menginap Dan Tidur Dalam Bepergian, Juga Sunnahnya Berjalan Malam, Belas-kasihan Pada Binatang-binatang Menjaga Kemaslahatan-kemaslahatan Binatang-binatang Tadi Serta Menyuruh Orang Yang Teledor Memberikan Hak Binatang-binatang Tadi Supaya Memberikan Haknya Dan Bolehnya Naik Di Belakang Di Atas Binatang Kendaraan, Jikalau Binatang Itu Kuat Dinaikki - Sampai Dua Orang
Bab 169 Menolong Kawan


Bab 160
Memberikan Nasihat Di Kubur


942. Dari Ali r.a., katanya: "Kita semua sedang mengantarkan seorang janazah ke makam Baqi' al-Gharqad, lalu kita didatangi oleh Rasulullah s.a.w., kemudian beliau s.a.w. duduk dan kitapun duduk di sekelilingnya. Beliau s.a.w. membawa sebuah tongkat - yang lengkung kepalanya - lalu beliau menundukkan kepalanya dan mulai membuat garis-garis halus - di bumi - dengan tongkatnya itu. Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Tiada seorangpun dari engkau semua itu, melainkan sudah ditentukan tempat duduknya dari neraka dan tempat duduknya dari syurga." Para sahabat lalu berkata: "Ya Rasulullah, apakah kita tidak boleh menyandarkan diri kita pada catatan kita itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Beramallah, karena setiap orang itu dipermudahkan jalannya untuk apa yang ia diciptakan untuknya" - maksudnya ialah j i k a l a u memang ditakdirkan baik, maka mudah sekali orang itu melakukan kebaikan, sedang jikalau ditakdirkan jelek, maka mudah pula meiakukan kejelekan. Selanjutnya Ali r.a. menyebutkan Hadits ini sampai habis.(Muttafaq 'alaih)


Bab 161
Berdoa Untuk Mayit Sesudah Dikuburkan Dan Duduk Di Sisi Kuburnya Sebentar Untuk Mendoakannya Serta Memohonkan Pengampunan Untuknya Dan Untuk Membaca- Al-Quran


943. Dari Abu 'Amr, ada yang mengatakan Abu Abdillah dan ada pu!a yang mengatakan Abu Laila, yaitu Usman bin Affan r.a. katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila telah selesai dari menanam mayit, lalu beliau berdiri atas kuburnya dan bersabda: "Mohonkanlah pengampunan untuk saudaramu semua ini dan mohonkanlah untuknya supaya dikarunia ketetapan - jawaban ketika ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir nanti. Sebab sesungguhnya ia sekarang ini ditanya - oleh dua malaikat itu."(Riwayat Abu Dawud)

944. Dari 'Amr bin al-'Ash r.a., katanya: "Jikalau engkau semua telah memakamkan saya, maka berdirilah di sekitar kuburku sekedar selama waktu menyembelih seekor unta lalu dibagi-bagikan dagingnya, sehingga saya dapat merasa tenang bertemu dengan engkau semua dan saya dapat memikirkan apa-apa yang akan saya jawabkan kepada utusan-utusan Tuhanku - yakni malaikat yang akan menanyakan sesuatu." Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Hadits ini sudah diuraikan selengkapnya yang panjang di muka - lihat Hadits no. 709. Imam as-Syafi'i rahimaullah berkata: "Disunnahkan kalau di sisi mayit yang sudah dikuburkan itu dibacakan sesuatu dari ayat-ayat al-Quran dan jikalau dapat di-khatamkan al-Quran itu seluruhnya, maka hal itu adalah baik."


Bab 162
Sedekah Untuk Mayit Dan Mendoakan Padanya

Allah Ta'ala berfirman: "Dan orang-orang yang datang sesudah mereka itu - yakni yang datang sesudah orang-orang yang dahulu - sama mengucapkan: "Ya Tuhan kita, ampunilah kita semua serta saudara-saudara kita yang telah mendahului kita dengan keimanan," (al- Hasyr:10)

945. Dari Aisyah radhiallahu anha bahwasanya ada seorang lelaki berkata kepada Nabi s.a.w.: "Sesungguhnya ibuku itu meninggal dunia secara mendadak dan saya mengira andaikata ia dapat berbicara tentu ia akan bersedekah. Adakah ibuku akan memperoleh pahala jikalau saya bersedekah untuknya?" Beliau s.a.w. bersabda: "Ya." (Muttafaq 'alaih)

946. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau seseorang manusia itu meninggal dunia, maka ter-putuslah amalannya melainkan dari tiga perkara,yaitu sedekah yang mengalir atau ilmu pengetahuan yang dapat diambil kemanfaatannya atau anak yang shalih-lagi Muslim-yang mendoakan padanya." (Riwayat Muslim)


Bab 163
Pujian Orang-orang Pada Mayit


947. Dari Anas r.a., katanya: "Orang-orang berjalan melalui Nabi s.a.w. dengan membawa seorang janazah dan mereka itu memuji-muji kebaikan janazah tadi, lalu Nabi s.a.w. bersabda: "Wajiblah." Tidak lama kemudian ada lagi orang-orang yang berjalan dengan membawa seorang janazah yang lain dan mereka menyebutkan keburukan janazah itu jalu Nabis.a.w. bersabda lagi: "Wajiblah." "Umar bin al-Khaththab r.a. lalu bertanya: "Apakah yang wajib?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yang itu tadi engkau semua puji-puji kebaikannya, maka wajiblah janazah itu mendapatkan syurga, sedang yang ini tadi engkau semua sebut-sebutkan keburukannya, maka wajiblah ia mendapatkan neraka. Engkau semua adalah saksi-saksi Allah di bumi." (Muttafaq 'alaih)

948. Dari Abul Aswad, katanya: "Saya datang di Madinah lalu saya duduk di tempat Umar bin al-Khaththab r.a., kemudian berlalulah seorang janazah di muka orang banyak, lalu dipujilah kebaikan orang yang mati itu. Umar r.a. berkata: "Wajiblah." Seterusnya ada pula janazah lain yang melaluinya, mayit inipun dipuji-puji juga kebaikannya, maka berkatalah Umar r.a.: "Wajiblah." Selanjutnya berlalulah untuk ketiga kalinya seorang janazah dan disebut- sebutkanlah keburukannya, maka berkatalah Umar r.a.: "Wajiblah." Abul Aswad berkata: "Saya lalu bertanya: "Apakah yang wajib, ya Amirul Mu'minin?" Umar r.a. berkata: "Saya mengatakan se-bagaimana yang disabdakan oleh Nabi s.a.w.: "Mana saja orang Muslim yang disaksikan oleh empat orang tentang kebaikannya, maka Allah akan memasukkannya dalam syurga." Kami bertanya: "Jikalau yang menyaksikan tiga orang?" la berkata: "Tiga orangpun demikian pula." Kami bertanya lagi: "Jikalau hanya dua orang, bagaimanakah?" la menjawab: "Dua orangpun dapat pula." Selanjutnya kami tidak menanyakannya bagaimana kalau yang menyaksikan itu hanya seorang saja." (Riwayat Bukhari)


Bab 164
Keutamaan Orang Yang Ditinggal Mati Oleh Anak- anaknya Yang Masih Kecil


949. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: " Tiada seorang Muslimpun yang ditinggal mati oleh tiga orang anaknya dan mereka itu belum mencapai usia dewasa-yakni belum baligh, melainkan Allah akan memasukkannya dalam syurga dengan keutamaan kerahmatan Allah kepada anak-anak itu." (Muttafaq 'alaih)

950. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorangpun dari golongan kaum Muslimin yang ditinggal mati oleh tiga orang anaknya, yang akan disentuh oleh api neraka*, melainkan sekedar menebus persumpahan - tahillatul-qasam," (Muttafaq 'alaih) Tahillatul-qasam ialah firman Allah Ta'ala: "Dan tiada seseorangpun dari engkau semua, melainkan pasti akan mendatangi neraka itu." (Maryam: 71) Maksudnya mendatangi neraka itu ialah menyeberang di atas jembatan - ashshirath - yakni sebuah jembatan yang diletakkan di atas punggung neraka Jahanam. Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari siksa api neraka Jahanam ini.

951. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Ada seorang wanita datang kepada Rasulullah s.a.w. lalu berkata: "Ya Rasulullah, orang-orang lelaki sudah sama pergi dengan memperoleh Hadits Tuan, maka dari itu berikanlah untuk kita dengan penetapan dari Tuan sendiri yaitu suatu hari yang kita - kaum wanita - akan men-datanginya, perlunya supaya Tuan mengajarkan kepada k i ta dari apa saja yang diajarkan oleh Allah kepada Tuan. Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Berkumpullah engkau semua - hai kaum wanita - pada hari ini." Mereka lalu berkumpul, kemudian didatangilah mereka itu oleh Nabi s.a.w., lalu beliau s.a.w. mengajarkan kepada mereka itu dari apa-apa yang diajarkan oleh Allah padanya dan selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Tiada seorang dari engkau semua yang mempersembahkan tiga orang anak - maksudnya yang ditinggal mati oleh tiga orang anaknya, melainkan anak-anak itulah yang akan menjadi sebagai tabir bagi wanita ttu dari siksa api neraka." Ada seorang wanita bertanya: "Dan kalau hanya dua anak, apakah dapat menjadi tabir." Rasulullah s.a.w. menjawab: "Dua orang anakpun dapat pula." (Muttafaq 'alaih) * Maksudnya bahwa orang itu tidak akan disentuh oleh neraka, melainkan dalam waktu yang amat sebentar sekali. Inipun kalau ada dosa yang mengharuskan ia perlu disiksa dalam neraka di akhirat nanti.


Bab 165
Menangis Serta Takut Di Waktu Melalui Kubur-kuburnya Orang-orang Yang Menganiaya — Dirinya Karena Enggan Mengikuti Kebenaran — Dan Tempat Turunnya Siksa Pada Mereka Itu Serta Menunjukkan Iftiqar Kita Kepada Allab — Yakni Bahwa Kita Amat Memerlukan Bantuan Dan Pertolongannya — Dan Pula Menakut-nakuti Dari Melalaikan Yang Tersebut Di Atas Itu


952. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda kepada sahabat-sahabatnya, yaitu se-waktu mereka sampai di Hijir yakni perumahan kaum Tsamud dahulu: Janganlah engkau semua memasuki tempat orang-orang yang d i s i k s a itu, melainkan engkau semua menangis. Jikalau engkau semua tidak dapat menangis di situ, maka janganlah memasuki tempat mereka, sehingga tidak akan mengenai kepadamu semua apa yang pernah mengenai diri mereka itu." (Muttafaq 'alaih) Dalam sebuah riwayat lain, disebutkan: Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma berkata: "Ketika Rasulullah s.a.w. berjalan melalui Hijir, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua memasuki tempat kediamannya orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri itu, kalau-kalau akan mengenai kepadamu semua sebagaimana apa yang pernah mengenai diri mereka - yakni siksa Allah Ta'ala, melainkan jikalau engkau semua dapat menangis." Seterusnya beliau s.a.w. menutupi kepalanya dengan kain penutup dan mempercepat jalannya sehingga beliau s.a.w. melewati lembah Hijir tadi.


Bab 166
Kitab Adab-adab Kesopanan Bepergian Sunnahnya Keluar Pada Hari Kamis Dan Sunnahnya Pergi Di Permulaan Siang Hari


953. Dari Ka'ab bin Malik r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. keluar pada hari peperangan Tabuk pada hari Kamis. Beliau s.a.w. itu memang suka sekali keluar bepergian pada hari Kamis. (Muttafaq 'alaih) Dalam riwayat kedua kitab shahih Bukhari dan Muslim disebutkan: "Niscayalah sedikit sekali -yakni jarang benar- Rasulullah s.a.w. itu keluar bepergian, melainkan pada hari Kamis."

954. Dari Shakhr bin Wada'ah al-Ghamidi as-Shahabi r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada ummatku pada waktu pagi harinya." Rasulullah s.a.w. apabila hendak mengirimkan suatu pasukan -yang beliau s.a.w. sendiri tidak menyertainya - atau hendak mengirimkan tentara - untuk

peperangan, maka beliau s.a.w. mengiririmkannya - yakni diberangkatkan - di permulaan siang hari -jadi pagi-pagi sekali. Shakhr adalah seorang pedagang. la mengirimkan dagangannya itu selalu di permulaan siang hari, maka menjadi kayalah ia dan meluaplah serta banyaklah hartanya. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud serta Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan.


Bab 167
Sunnahnya Mencari Kawan -Dalam Bepergian- Dan Mengangkat Seorang Di Antara Yang Sama-sama Pergi Itu Sebagai Pemimpin Mereka Yang Harus Diikuti Oleh Peserta-peserta Perjalanan Itu


955. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma.katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:"Andaikata para manusia itu mengetahui - bencana-bencana keduniaan dan keakhiratan - dengan sebab bepergian sendirian sebagaimana yang dapat saya ketahui, niscayalah tidak akan ada seorang pengendara yang pergi di waktu malam sendirian saja." (Riwayat Bukhari)

956. Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari nenek lelakinya r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Seorang yang berkendaraan sendirian - maksudnya pergi seorang diri tanpa kawan - adalah seperti cara perginya syaitan, dua orang yang berkendaraan - yakni pergi berduaan - adalah seperti cara perginya dua syaitan, sedang tiga orang yang sama-sama bepergian adalah sepasukan dalam perjalanan," yang dapat bantu-membantu dan ini adalah baik serta tidak seperti cara perginya syaitan. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud, Termidzi dan Nasa'i dengan isnad-isnad shahih dan Imam Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan. * Orang yang berkendaraan atau bahasa Arabnya Arrakib, menurut asalnya berarti orang yang menaiki unta, tetapi lalu digunakan secara umum untuk setiap orang yang pergi berkendaraan. Maksud Hadits ini ialah bahwasanya menyendiri di waktu bepergian itu adalah termasuk kelakuan syaitan atau merupakan sesuatu yang menyebabkan mudah digoda oleh syaitan itu. Jadi Hadits ini adalah sebagai anjuran,agar supaya dalam bepergian itu senantiasa berkawan dengan orang lain, sedikitnya berjumlah tiga orang.

957. Dari Abu Said dan Abu Hurairah radhiallahu 'anhuma, katanya:"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau ada tiga orang yang keluar dalam bepergian, maka hendaklah mereka mengangkat seseorang di kalangan mereka sendiri itu untuk menjadi pemimpinnya." Hadits hasan yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

958. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sebaik-baik sahabat itu empat orang, sebaik-baik pasukan itu ialah empat ratus orang, sebaik-baik tentara - induk pasukan - itu ialah empa tribu orang dan jumlah duabelas ribu orang itu tidak akan terkalahkan dengan sebab sedikitnya." Jadi kalau kalah, tentulah karena Iain-Iain, seperti timbulnya kesombongan, lembeknya semangat atau sebab-sebab lain lagi. Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadits hasan.


Bab 168
Adab-adab Kesopanan Perjalanan, Turun, Menginap Dan Tidur Dalam Bepergian, Juga Sunnahnya Berjalan Malam, Belas-kasihan Pada Binatang-binatang Menjaga Kemaslahatan-kemaslahatan Binatang-binatang Tadi Serta Menyuruh Orang Yang Teledor Membehkan Hak Binatang-binatang Tadi Supaya Memberikan Haknya Dan Bolebnya Naik Di Belakang Di Atas Binatang Kendaraan, Jikalau Binatang itu Kuat Dinaiki — Sampai Dua Orang


959. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau engkau semua bepergian melalui tempat yang subur, maka berikanlah pada unta itu akan haknya dari bumi - yakni berikanlah ia kesempatan makan secukupnya. Tetapi jikalau engkau semua bepergian melalui tempat yang tandus, maka percepatkanlah binatang-binatang itu untuk segera dapat sampai di tempat tujuan-nya sebelum kehabisan sumsumnya - yakni sebelum kehabisan tenaga karena sukarnya perjalanan. Jikalau engkau semua bermalam di jalanan, maka jauhilah menempati tempat lalu lintas, sebab tempat-tempat itu memang untuk jalannya segala macam binatang dan juga tempat tinggalnya binatang-binatang yang merayap di waktu malam." (Riwayat Muslim) Makna A'thul ibila hazhzhaha minal ardhi ialah belas kasihani-unta itu dalam perjalanannya supaya dapat pula sambil makan-makan di kala melakukan perjalanannya. Sabdanya niqyaha, dengan kasrahnya nun dan sukunnya qaf dan dengan ya' mutsannat di bawah - titik dua di bawah - artinya ialah sumsum. Adapun maksudnya ialah: "Percepatkanlah berjalan dengan binatang itu sehingga segera sampai di tempat yang dituju sebelum lenyap Sumsumnya - yakni sebelum kehabisan tenaga - karena sukarnya perjalanan yang ditempuh. Adapun Atta'ris artinya ialah turun mengjnap di waktu malam.

960. Dari Abu Qatadah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila bepergian lalu menginap di waktu malam, beliau s.a.w. berbaring pada sebelah kanan tubuhnya dan jikalau tidur sebelum hampir waktu subuh, maka beliau s.a.w. menegakkan lengan tangan dan meletakkan kepalanya di atas tapak tangannya itu." (Riwayat Muslim) Para alim ulama berkata: "Bahwasanya beliau s.a.w. itu menegakkan lengan tangannya tadi agar supaya tidak tenggelam dalam tidurnya - yakni terlampau nyenyak - sehingga akan terlambat bangun untuk shalat subuh melewati waktunya atau melewati permulaan waktunya."

961. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hendaklah engkau semua bepergian di waktu malam, sebab sesungguhnya bumi itu dilipat di waktu malam itu." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan. Adduljah ialah berjalan di waktu malam.

962. Dari Abu Tsa'labah r.a., katanya: "Orang-orang itu apabila turun di suatu ternpat berhenti, mereka suka berpisah-pisah di lereng-lereng dan lembah-lembah. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya berpisah-pisahmu di lereng-lereng dan lembah-lembah ini, bahwasanya itu adalah dari cara yang dilakukan syaitan. Maka tidak lagi sesudah itu mereka turun berhenti di sesuatu tempat melainkan yang sebagian berkumpul dengan sebagian yang 'lain. Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

963. Dari Sahl bin 'Amr, ada yang mengatakan Sahl bin ar-Rabi' 'Amral-Anshari yang terkenal dengan nama Ibnul Hanzaliyah. la adalah golongan orang-orang yang ikut menyertai Bai'atur Ridhwan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. berjalan melalui seekor unta yang punggungnya telah menempel dengan perutnya-yakni sudah lelah dan tampak lapar serta kurus sekali, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Takutlah engkau semua kepada Allah dalam memelihara binatang- binatang yang bisu ini. Naikilah ia dengan baik-baik dan makanlah ia dengan baik-baik pula." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

964. Dari Abu Ja'far yaitu Abdullah bin Ja'far radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya dinaikkan oleh Rasulullah s.a.w. di belakangnya - di atas punggung seekor binatang kendaraan - pada suatu hari dan beliau memberitahukan sesuatu pembicaraan kepada saya secara rahasia yang tidak akan saya beritahukan kepada siapapun juga di antara seluruh manusia ini. Sesuatu yang paling disenangi oleh Rasulullah s.a.w. untuk dijadikan sebagai tabirnya di waktu membuang hajatnya ialah sesuatu yang tinggi-tanah ataupun pasir - juga kumpulan pohon kurma yang rimbun. ]adi semacam dinding yang terdiri dari pohon-pohon kurma." Diriwayatkan oleh Imam Muslim demikian ini secara ikhtisar. Al-Barqani menambahkan di situ, dengan isnad Imam Muslim sebagaimana yang di belakang ini sesudah ucapannya kumpulan pohon-pohon kurma: "Lalu beliau s.a.w. memasuki dinding milik seorang lelaki dari golongan sahabat Anshar, tiba-tiba di situ ada seekor unta. Setelah Rasulullah s.a.w, melihatnya, maka unta itupun meringik - atau merintih - dan kedua matanya melelehkan airmata. la lalu didatangi oleh Nabi s.a.w. kemudian diusaplah puncak punggungnya -yakni punuknya -dan pula tengkuknya- yang dekat telinganya, selanjutnya unta itupun berdiamlah. Setelah itu beliau s.a.w. bertanya: "Siapakah yang memiliki unta jni? Siapakah yang mempunyai unta ini?" Lalu datanglah seorang pemuda dari golongan sahabat Anshar dan ia berkata: "Ini adalah kepunyaan saya, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Tidakkah engkau takut kepada Allah dalam memelihara binatang ini yang telah diserahkan oleh Allah untuk menjadi milikmu. Unta itu mengadu kepada saya bahwa engkau membiarkannya ia lapar dan membuat ia amat lelah." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud sebagaimana riwayatnya al-Barqani. Ucapannya: dzifrahu, dengan kasrahnya dzal mu'jamah dan Sukunnya fa', ini adalah lafaz mufrad muannats. Ahlullughah berkata: Adzdzifra ialah tempat yang berpeluh dari unta yang terletak di belakang telinga. Adapun tud-ibuhu artinya ialah engkau membuatnya sangat lelah.

965. Dari Anas r.a., katanya: "Kita semua apabila turun di suatu tempat pemberhentian, maka kita tidak akan bertasbih dulu -maksudnya tidak melakukan shalat sunnah dulu - sehingga kita lepaskan beban-beban itu - dari punggung unta." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad menurut syaratnya Imam Muslim. Ucapannya: Ia nusabbihu artinya ialah kita tidak bersembahyang sunnah dulu, sedang maksudnya ialah bahwa sekalipun kita gemar sekali melakukan shalat, namun demikian kita tidak akan men-ahulukan melakukannya sebelum menurunkan beban-beban itu dari punggung binatang serta mengistirahatkannya.


Bab 169
Menolong Kawan

Dalam bab ini ada beberapa Hadits ang banyak sekali dan sudah terdahulu uraiannya, seperti Hadits - yang artinya: "Dan Allah itu selalu memberikan pertolongan kepada hambaNya, selama hamba itu memberikan pertolongan kepada saudaranya," lihat Hadits no. 245 - dan juga seperti Hadits - yang artinya:
"Setiap perbuatan baik itu adalah sedekah," lihat Hadits no. 134 - dan Iain-lain Hadits yang menyerupainya.

966. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Pada suatu ketika ;kita sedang bepergian, tiba-tiba datanglah seorang lelaki yang naik di atas kendaraannya,lalu ia menolehkan pandangannya kesebelah kanan dan kiri. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang kelebihan kendaraan, maka hendaklah mempereratkan persaudaraan kepada orang yang tidak mempunyai kendaraan dan barangsiapa yang mempunyai kelebihan bekal, maka hendaklah ra mempereratkan persaudaraan kepada orang yang tidak mempunyai bekal lagi." Selanjutnya beliau s.a.w. menyebutkan berbagai macam harta sekehendak yang beliau sebutkan, sehingga kita semua meyakinkan bahwasanya siapapun juga di kalangan kita itu tidak mempunyai hak terhadap apa-apa yang sudah kelebihan dari yang diperlukan. (Riwayat Muslim)

967. Dari Jabir r.a. dari Rasulullah s.a.w. bahwasanya beliau sa.w. hendak berangkat berperang, lalu bersabda: Hai sekalian kaum Muhajirin dan Anshar, sesungguhnya di antara saudara- saudaramu ini ada suatu kaum yang mereka itu tidak mempunyai harta dan pula tidak mempunyai keluarga, maka dari itu Seseorang di antara engkau semua hendaklah menggabungkan pada dirinya dua orang atau tiga orang lagi - maksudnya yang tidak mampu itu diberi segala pembiayaannya dalam peperangan. Maka tiada seorangpun dari kita yang mempunyai kendaraan yang dapat digunakan untuk membawanya - yakni untuk kenaikannya dalam perjalanan, melainkan sama gilirannya seperti giliran yang lain - jadi kalau yang mempunyai kendaraan itu naik selama sejam, maka orang miskin yang digabungkan itupun dapat menaiki selama sejam pula. Jabir berkata: "Saya menggabungkan pada diriku sebanyak dua atau tiga orang. Jadi gilirannya naik untaku tiada lain kecuali sama antara giliran yang satu dengan orang lain. (Riwayat Abu Dawud)

968. Dari Jabir r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. selalu membelakang di waktu dalam perjalanan, maka beliau membimbing orang yang lemah dan menaikkan di belakangnya - dalam kendaraan yang dinaikinya, juga mendoakan padanya." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.

DAFTAR ISI : 1 - 10 - 20 - 30 - 40 - 50 - 60 - 70 - 80 - 90 - 100 - 110 - 120 - 130 - 140 - 150 - 160 - 170 - 180 - 190 - 200 - 210 - 220 - 230 - 240- 250- 260- 270- 280- 290- 300- 310- 320- 330- 340- 350- 360- 370-